"Lho kaya berarti kan saya?," ucap Munarman sambil tertawa saat dihubungi detikcom, Kamis (17/11/2016).
Munarman merasa heran dengan orang-orang yang mempermasalahkan foto dirinya itu. Dia mengatakan, tidak ada yang salah dengan fotonya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munarman menegaskan, tudingan demo bayaran itu sangat tidak berdasar. Ia meminta pihak-pihak yang menuduhkan itu untuk membuktikan tuduhan itu.
"Sekarang begini, misalnya katakanlah jumlah massa 1 juta, terus saya kasih satu orang Rp 500 ribu, berarti semuanya Rp 500 miliar, kaya banget berarti yah? logikanya nggak masuk itu orang," tegas dia.
![]() |
Munarman menjelaskan, foto tersebut memang benar adanya. Tetapi, peristiwa itu terjadi bukan pada Jumat (4/11) atau pada hari H aksi demo, melainkan Sabtu (5/11) pagi.
"Jadi yang dibagi duit itu bukan hari Jumat itu hari Sabtu, itu orang-orang yang ketinggalan rombongan, yang kececer," terang Munarman.
Setelah aksi demo berakhir, Munarman dan timnya menyisir ke sejumlah masjid untuk mencari massa demo yang ketinggalan rombongan tersebut.
"Saya kan dapat laporan, ada yang belum pulang, lalu saya cari, itu ada di mana-mana (yang ketinggalan rombongan), ada yang di Masjid Istiqlal dan di beberapa masjid lainnya," sambungnya.
Sebagai koordinator lapangan, Munarman merasa bertanggung jawab. Ia kemudian mencari kelompok yang tertinggal itu dan memberikan uang untuk ongkos pulang.
"Mereka itu kehabisan ongkos, terus ketinggalan sama rombongannya. Terus salah kalau saya bantu? Salah kalau mereka dikasih makan? Saya tentu merasa tanggung jawab dong," lanjut dia.
"Itu ada orang Australia yang datang ikut demo apa saya bayar juga? Enggak. Dari Jambi, Padang, Sumut, dari mana-mana yang ikut demo itu saya bayar juga? Saya kaya dong kalau saya bayarin semua?," ujarnya tertawa.
(mei/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini