"Memang beberapa statementnya mempengaruhi kita. Tapi bagusnya relawan dan partai politik komunikasinya membaik karena tantangannya tidak bisa direspon sendiri-sendiri kami harus kerja bareng," jelas Eva saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/11/2016).
Eva menyebut tudingan penistaan agama yang dialamatkan kepada jagoannya itu berdampak pada elektabilitas dan opini publik. Dia merasakan situasi saat ini memang belum berpihak padanya namun dia tetap optimis nasib baik masih dipegang oleh pihaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eva juga membanggakan tim kampanye media sosialnya bergerak secara positif dan organik. Bahkan dia percaya diri pihaknya mampu mendulang suara dari kelompok silent majority dalam Pilgub DKI 2017 nanti.
"Sosmed, lumayan yakin kita alamiah memang yang kerja untuk kita tidak sebanding dengan robot-robot. Karena alamiah dan organik aku sangat happy bahkan digerakkan kelompok silent majority mereka enggak fake dan enggak anonim. Kita confident silent majority memang ada," papar dia.
Eva optimis kelompok silent majority itu akan memberikan suara bagi pasangan Ahok dan Djarot. "Tantangan kita mereka aktif nyoblos bukan cuma aktif di medsos," kata anggota tim pemenangan bidang data dan informasi itu.
Apalagi selama masa kampanye ini masih banyak ibu-ibu yang bersimpati pada Ahok. Eva mencontohkan banyak juga ibu-ibu ketika didatangi Ahok mendoakan cagub itu tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan yang dilaluinya.
"Sebenarnya nature dari lapangan masyarakat kita itu enggak tegaan, enggak mau kasar tapi akhir-akhir ini kok terlalu. Tapi kami tidak mau 'playing the victim' kami tetap ingin jaga kualitas dan rasional seperti permintaan dari pasangan calon baik dari Ahok maupun Djarot. Harapannya semoga hasil gelar perkara nanti baik dan positif," kata dia.
(ams/imk)











































