"Semua kita bahas masalah bom, masalah demo, masalah kerusuhan yang terjadi, masalah bencana alam, semua masalah kita bahas yang dalam cakupan Menko Polhukam," ungkap Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).
Dalam rapat tersebut hadir Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, dan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius. Esok hari, Selasa (15/11), Polri akan melakukan gelar perkara kasus pidato kontroversi Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya habis dari Semarang mendampingi presiden untuk bertemu PM Singapura, saya minta izin karena memang Senin begini saya mesti rapat koordinasi," tuturnya.
"Semua kondisi di negeri ini yang menyangkut keamanan ketertiban kita bahas. Semua kondisi di negeri ini yang menyangkut keamanan ketertiban kita bahas," imbuh Wiranto.
Mengenai tragedi bom molotov di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Kemenko Polhukam dan jajarannya juga telah melakukan pemetaan. Berbagai antisipasi juga telah dilakukan agar peristiwa yang merenggut nyawa seorang bocah itu tidak kembali terulang.
"Oh iya, selalu kita bahas. Bukan apa-apa, tapi intinya bagaimana melakukan langkah-langkah antisipasi. Sehingga tidak terulang lagi. Bagaimana kita coba menetralisir berbagai sumber-sumber ancaman, tugas kita kan membuat masyarakat itu aman, tentram," papar Wiranto.
Pemerintah menjamin keamanan bagi masyarakat meski aksi-aksi teror belakangan kerap terjadi. Namun Wiranto menyatakan peran masyarakat sendiri juga dibutuhkan guna memperkuat keamanan nasional.
"Tentu ini tergantung masyarakat karena masalah penjagaan keamanan kita minta partisipasi penuh dari masyarakat sendiri," ujar mantan Pangab tersebut.
(elz/fdn)











































