"Saya berduka sekali jika ada sampai yang meninggal. Ini perhatian bagi kita semua, terutama aparat keamanan," kata pria yang akrab disapa Akom ini di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/11/2016).
Akom menuturkan bahwa teror dalam bentuk apapun harus dihadapi bersama-sama oleh rakyat Indonesia. Masyarakat pun harus mendapatkan rasa aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasa aman harus diberikan ke masyarakat dan itu penting," sambung Akom.
Sebelumnya diberitakan, satu korban bom molotov di depan Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal dunia. Anak bernama Intan Olivia Marbun (2,5) itu mengalami luka bakar yang berdampak pada pernafasan.
"Dia luka bakar sebenarnya enggak parah, tapi akhirnya berpengaruh ke pernafasan, akhirnya tidak tertolong," kata Kabid Humas Polda Kaltim AKBP Fajar Setyawan saat dihubungi detikcom, Senin (14/11/2016).
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, Intan yang berusia 2,5 tahun itu meninggal sekitar pukul 03.05 WIB tadi.
"Korban meninggal akibat luka bakar 78% dan infeksi saluran pernafasan," ujar Agus hari ini.
(imk/hri)