"Karena situasi begitu chaos, mana teman media dan bonek tidak bisa membedakan. Bahkan ada juga perwira polisi dipukul propam Polda karena menggunakan atribut bonek," kata Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Denny Setia Nugraha Nasution saat melakukan mediasi dengan wartawan dari berbagai media di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (11/11/2016).
Denny juga meminta maaf secara terbuka pada wartawan yang menjadi korban perampasan media card maupun pemukulan oleh oknum anggota saat membubarkan aksi bonek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui kondisi yang tidak berimbang antara petugas dan massa menjadi salah satu penyebab anggota di luar kendali. "Saat di Kali Kepiting kami sudah diolok olok dan itu sangat mempengaruhi psikis dan kami tentunya akan menjadikan masukan sekaligus pelajaran bagi kami," imbuh Denny.
Denny juga mengimbau kepada awak media, jika melakukan peliputan kondisi rawan chaos, sebaiknya melakukan peliputan bersama petugas. "Jadi ada pendamping. Kita juga siap dengan kendaran. Kondisi chaos seperti ini, anggota juga tidak mengenal satu-sama lain. Bahkan yang saya katakan tadi, ada perwira juga kena pukul," kata Denny.
"Jadi sebaiknya bisa bersama-sama dan melakukan peliputan di belakang anggota. Ini untuk menghindari insiden seperti ini. Kita akan koreksi ke dalam, agar ke depan tidak lagi terjadi seperti ini," pungkas Denny.
Keempat wartawan itu, Hadi (kontributor RTV), Adrian (Merdeka.com), Bogel (kameramen SBO TV) dan Dida Tenola (wartawan Jawa Pos). (ze/fjp)











































