Hadiri Pameran Napi Craft, Menkum HAM Apresiasi Karya Para Warga Binaan

Hadiri Pameran Napi Craft, Menkum HAM Apresiasi Karya Para Warga Binaan

Nathania Riris Michico - detikNews
Kamis, 10 Nov 2016 12:40 WIB
Foto: Menkum HAM di Napi Craft/ Nathania detikcom
Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Yasonna H Laoly menghadiri acara pameran Napi Craft Made in Prison 2016. Acara demo kreatifitas para napi yang ke-5 tersebut merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkum HAM dengan Yayasan Second Chance Foundation untuk membangun potensi warga binaan pemasyarakatan agar lebih kreatif, produktif dan berkontribusi bagi bangsa.

Yasonna tiba di lokasi acara di Exhibition Hall Grand Indonesia pukul 11.40 WIB. Mengenakan batik lengan panjang berwarna cokelat, Yasonna hadir didampingi Mantan Menkum HAM Amir Syamsudin dan istri Evi Amir Syamsudin.

Acara yang digelar hingga hari Minggu (14/11) ini diawali dengan persembahan tarian dari warga binaan Rutan Pondok Bambu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melalui Napi Craft ke-5 tahun 2016 ini, Ditjen PAS memperkenalkan 'Made in Prison' sebagai ajang publikasi, promosi, kreatifitas anak bangsa di tempat terbatas sehingga dapat diterima masyarakat," kata Yassona di Plaza Grand Indonesia, Jalan Jend. Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016).

"Walau tempat terbatas tapi kreatifitas tidak terbatas," imbuhnya.

Yasonna mengatakan bahwa kreatifitas warga binaan dapat ditampilkan pada publik agar penilaian masyarakat pada warga binaan bisa berubah.

Khususnya bagi warga binaan yang masih muda, Yasonna menyampaikan bahwa pembinaan dan pelatihan kepribadian dan kemandirian sangat penting agar karakter napi bisa berubah, dari yang bermasalah menjadi berguna dan hidup secara mandiri setelah keluar dari lapas.

"Saya memberikan perhatian khusus tentang pelatihan kemandirian ini di lapas baik pelatihan pembinaan produksi dan industri, meliputi agribisnis, manufaktur, prakarya, jasa. Pemberian binaan diharapkan bisa menjadi bekal hidup baik saat menjalani masa tahanan maupun setelah selesai menjalani masa tahanan," tutur Yasonna.

Acara ini sendiri bertujuan sebagai ajang publikasi, promosi dalam memarekan dan memasarkan produk napi agar diterima masyarakat. Selain itu, pembinaan juga ditujukan sebagai sarana pendukung program pemerintah dalam ekonomi kreatif.

"Stigmatisasi juga akan hilang pada masyarakat bahwa dirinya adalah warga binaan yang sudah selesai menjalani hukuman dan bisa jadi warga negara yang bertanggung jawab," tambahnya.

Dalam pameran itu, salah satu karya warga pemasyarakatan yang mencuri perhatian adalah replika sepeda motor yang dibuat dari kertas koran. Replika itu dibuat dari 7000 lintingan kertas koran yang dilem dengan lem kertas dan lem super oleh 3 warga binaan dalam waktu 1 bulan.

Selain itu ada pula 350 produk unggulan yang terdiri dari fashion, kerajinan tangan seperti tas anyaman, pernak-pernik wanita, lukisan, kain batik, hingga barang pecah belah dan kuliner buatan warga binaan yang telah diekspor ke luar ke Asia dan Eropa. (rvk/rvk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads