Bersama rombongan delegasi DPR yang berisi anggota Komisi III sekaligus Ketum PPP Muchammad Romahurmuziy, Ketua Fraksi PPP Reni Marlinawati, Sekretaris Fraksi PPP Amir Uskara, Wakil Ketua BKSAP DPR yang juga Ketua DPP PPP bidang Luar Negeri Syaifullah Tamliha, dan Wakil Sekretaris Fraksi PPP Dony Ahmad Munir, detikcom memantau 3 poll station atau TPS di wilayah Virginia dan Washington DC, Selasa (8/9/2016) waktu AS.
Foto: Ahmad Toriq/detikcomDelegasi DPR yang berangkat memantau Pilpres AS. Dari kiri ke kanan: Amir Uskara, Reni Marlinawati, Romahurmuziy, Syaifullah Tamliha, Dony Ahmad Munir |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang terlihat sangat berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia, di tiga TPS itu masih terdapat atribut kampanye. Atribut-atribut kampanye ini tersusun rapi di sekitar TPS, kebanyakan ditancapkan di tanah, tak ada yang ditempel di pohon. Isinya, tentu saja mengampanyekan Hillary dan Trump.
Foto: Ahmad Toriq/detikcomAlat peraga kampanye di dekat TPS Community Center Arlington County, Virginia |
"Trump Pence Make America Great Again," demikian bunyi tulisan alat peraga dari Partai Republik mengacu pada nama capres Donald Trump dan cawapres Mike Pence.
"Clinton Kaine Beyer," demikian bunyi tulisan alat peraga Partai Demokrat, mengacu pada nama capres Hillary Clinton, cawapres Tim Kaine, dan calon senator Don Beyer.
Foto: Ahmad Toriq/detikcomAlat peraga kampanye di dekat TPS Bush Hill Elementary School, Virginia |
Tak hanya alat peraga, tapi juga ada relawan timses Partai Demokrat yang Partai Republik yang membagikan leaflet di dekat TPS. Mereka masih mencoba mempengaruhi pemilih yang menuju TPS. Meskipun relawan kedua partai ini berdiri berdekatan, dan cukup giat mengampanyekan jagoannya masing-masing kepada pemilih yang menuju TPS, namun tak ada keributan.
Pemilihan juga digelar di hari kerja, Selasa (8/11), dengan tujuan agar partisipasi warga AS yang ikut mencoblos lebih banyak dibanding jika di hari libur. Berbeda dengan di Indonesia, yang malah meliburkan hari pencoblosan.
Foto: Ahmad Toriq/detikcomAmir Uskara dan Romahurmuziy menyimak penjelasan The International Foundation for Electoral Systems (IFES) |
Soal teknis pencoblosan, bisa dikatakan cukup sederhana namun canggih. Jadi, pemilih yang sudah terdaftar mendatangi TPS, lalu mengambil kertas suara, kemudian menuju bilik suara yang terbilang sederhana.
Di bilik suara, pemilih tidak mencoblos, melainkan menghitamkan lingkaran capres, caleg dan senator pilihannya menggunakan pensil. Teknisnya mirip dengan cara mengerjakan ujian nasional atau SNMPTN. Surat suara yang sudah diisi lalu discan menggunakan alat mirip scanner. Hasil scan lalu menjadi data di TPS tersebut. Setelah TPS ditutup pada petang hari, data itu akan langsung dikirim ke pusat tabulasi suara, dan dihitung.
Foto: Ahmad Toriq/detikcomSyaifullah Tamliha, Dony Ahmad Munir, Romahurmuziy, dan Amir Uskara menyimak penjelasan dari Kapten Poll Station Therapeutic Recreation Service, Clarence |
Wakil Ketua BKSAP Syaifullah Tamliha menyatakan pemantauan langsung Pilpres AS ini jadi pelajaran berharga untuk DPR. Menurutnya Indonesia perlu mengkaji kemungkinan mengggelar pemilihan di hari kerja. Soal tabulasi data menggunakan peralatan canggih juga perlu ditiru. Apalagi Indonesia juga akan menggelar pemilihan legislatif dan pilpres secara serentak.
"Apalagi pemilu akan disamakan dengan pilpres waktunya, jadi akan lebih seru," ujar Tamliha.
(tor/imk)












































Foto: Ahmad Toriq/detikcom
Foto: Ahmad Toriq/detikcom
Foto: Ahmad Toriq/detikcom
Foto: Ahmad Toriq/detikcom
Foto: Ahmad Toriq/detikcom