Dalam kesempatan tersebut, Rano berbaur bersama warga dan sempat 'babacakan' atau makan bersama tokoh masyarakat dan anggota koperasi Kuntum Mekar produsen emping. Ratusan warga antusias menyambut si Doel Anak Betawi begitu ia mau berbaur makan bersama warga di pinggiran jalan.
"Bang Doel si Atun-nya mana? Mandra enggak dibawa, opletnya enggak dibawa?," ujar warga yang antusias melihat Rano makan bersama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seusai makan bersama warga di pinggir jalan, Rano kemudian melihat-lihat cara produksi emping milik koperasi Kuntum Mekar. Ia antusias melihat anggota koperasi yang mayoritas ibu-ibu.
"Ini buatnya kok digebuk? Wah bisa pegel tangan saya nih," kata Rano kepada anggota koperasi.
"Memang begini Pak. Makanya tangannye pegel," kata salah satu warga menimpali pertanyaan Rano. Karena penasaran dengan proses pembuatan emping, Rano kemudian mencoba melakukan proses pembuatan 'emmping'. Beberapa kali tangannya memalu melinjo yang sudah matang di sangrai dengan batu agar berbentuk seperti 'emping'.
![]() |
Menurut Rano Karno, daerah Pandeglang memang salah satu produsen emping sebagai ciri khas usaha kecil menengah. Produsen yang terbesar terkonsentrasi di kecamatan Menes dan Cikedal.
"Saya dengar Menes, Pandeglang UKM-nya besar terutama emping, saya tadi lagi berpikir tentang teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi," ujar Rano kepada wartawan, Senin (7/11/2016).
Dia menambahkan, dengan teknologi tepat guna, produksi emping di daerah Pandeglang bisa lebih besar. Apalagi, sehari menurutnya mereka hanya bissa menghasikan 2 kilogram. Dengan adanya inovasi, menurutnya mereka bisa memproduksi dari 5 sampai 10 kilogram.
"Ada teknologi tepat guna, agar teknologinya bukan pake tangan lagi. Kan banyak tukang insinyur," ujar Rano.
(bri/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini