"Aktivitas evakuasi saat ini dihentikan, hingga hari ke-14, 11 korban yang terjebak di dalam lubang tambang tidak juga berhasil dievakuasi meski menggunakan alat berat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar, di Jambi, Senin (7/11/2016).
Arief mengatakan, rencananya Bupati Merangin Al Haris bersama masyarakat akan melakukan salat gaib di lokasi tambang yang longsor. Dia berharap keluarga para penambang yang tertimbun longsor ikhlas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Air sungai telah memasuki lubang tambang. Tiga belas mesin penyedot dikerahkan selama berhari-hari untuk mengeringkan air, namun gagal. Dua alat berat yang dikerahkan juga tidak bisa membantu proses pencarian penambang.
Proses evakuasi, lanjut Arief, sebelumnya berlangsung tujuh hari, kemudian ditambah tujuh hari lagi. Hingga perpanjangan waktu berakhir para penambang belum ditemukan juga, akhirnya pemerintah memutuskan menghentikan proses evakuasi.
Ke-11 penambang emas rakyat yang terjebak longsor adalah Tami (45), Yungtuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur (34). Semuanya merupakan warga Sungai Nilau Kecamatan Sungai Manau, Merangin.
Kemudian Cito (25) dan Zulfikar (25) merupakan warga Perentak Kecamatan Pangkalan Jambu, Merangin. Sedangkan dua orang lainnya, yakni Dian Arman (53) dan Erwin (44) merupakan warga Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap, Merangin. (hri/hri)