"Peluru karet digunakan di Penjaringan, satu orang kita tembak. Ingat, dia kriminal, dia perusuh, dia penjarah Alfamart-Indomaret, membakar motornya rekan wartawan dari TV-One, halte dibakar, toko-toko dirusak," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Aksi penjarahan dan kebrutalan para pelaku itu terekam kamera CCTV di sekitar lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjarahan tersebut terjadi seusai aksi demo 4 November di depan istana yang berakhir ricuh. Namun, ia menegaskan, pihaknya tidak menggunakan senjata peluru kareNa dalam membubarkan massa demo.
"Enggak ada (peluru karet di demo). Cuma di Penjaringan saja," imbuh Awi.
Sebelas orang ditetapkan sebagai tersangka terkait penjarahan dan pembakaran motor tersebut. Dua di antaranya masih di bawah umur dengan usia 16 dan 17 tahun.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Yuldi Yusman mengatakan, tindakan para pelaku adalah murni kriminal dan tidak ada kaitannya dengan isu SARA. Hanya saja, para pelaku itu memanfaatkan situasi demo pada malam itu.
"Alasannya ikut-ikutan. Jadi karena melihat situasi chaos di depan istana," terang Yuldi dalam kesempatan yang sama.
Di sisi lain, aksi tersebut juga dipicu masalah penggusuran lahan yang terjadi di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara. Untuk diketahui, dari 11 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, beberapa di antaranya adalah warga Muara Baru, Luar Batang, dan Waduk Pluit.
"Kemudian di situ Luar Batang dan sekitarnya memang situasi lagi sedikit memanas karena adanya penggusuran-penggusuran, dengan memanfaatkan momen itu kemudian melakukan tindakan kejahatan," lanjut Yuldi. (mei/rvk)