Lokasi berada di salon Shinta di Jalan Puspogiwang Barat RT 2 RW 2, Semarang Barat. Sekira pukul 10.30 WIB, korban datang mengantre untuk minta dipotong. Setelah tiba gilirannya ia mendapat pelayanan cuci rambut dan kemudian dipotong.
"Setelah dipotong, dia minta rambutnya disemir. Tanya harga dulu," kata pegawai salon yang menyemir rambut korban, Khairul Hidayatunnisa (25), Senin (7/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia teriak-teriak ngomong banyak masalah rumah dan sekolah. Terus nangis histeris minta digundul, menangisnya semakin keras," tandas Nisa.
"Sambil nangis bilang punya masalah dengan BIN, katanya Badan Intelejen Negara," imbuhnya.
Mahasiswa Universitas Semarang yang merupakan warga Taman Borobudur Utara, Semarang itu semakin mengamuk dan beranjak sambil mengambil balok kayu untuk panjatan kaki di bawah kursi salon. Ia melemparkannya ke pintu kaca.
Bahkan korban semakin mengamuk dan memukuli jendela kaca hingga pecah. Ketika membabi buta itulah tangan kanan tepatnya di balik sikut tergores pecahan kaca hingga robek. Darah pun mengalir hingga korban lemas dan tergeletak di kursi creambath.
"Darahnya keluar dia muter-muter di dalem terus tiduran di kursi creambath," ujarnya.
Pegawai salon kemudian meminta bantuan kepolisian. Namun ketika warga dan polisi datang, korban sudah tergeletak lemas bersimbah darah. Saat dicek, korban sudah tewas kehabisan darah.
Kapolsek Semarang Barat, Kompol Cahyo Widyatmoko mengatakan saat akan dilakukan pertolongan, korban sudah tidak bernyawa. Penyebabnya akibat goresan di tangan kanan korban sehingga kehabisan darah.
"Penyebabnya jelas dia kehabisan darah. Ada dugaan dia juga depresi," kata Cahyo.
Tim Inavis Polrestabes Semarang kemudian datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari korban diamankan tanda pengenal dan juga kartu mahasiswa. Jenazah korban langsung dibawa ke kamar mayat RS dr Kariadi Semarang.
"Kami panggil keluarga, ini jenazah sudah di rumah sakit," ujarnya. (alg/rvk)