"Itu akan jadi terminal terbesar saya kira, tapi banyak hal harus kita lengkapi dulu," ungkap Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (7/11/2016).
Sebelumnya, terminal itu sudah diresmikan Juni 2012 saat era Fauzi Bowo. Namun pelaksanaannya kurang optimal, terminal antar-provinsi tersebut sepi peminat, kemudian dilakukanlah revitalisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya kita picu, hingga nanti pada saat peresmian 20 Desember ini oleh Bapak Presiden, kondisi sudah mulai ada kehidupan," jelasnya.
20 Desember nanti, Terminal Pulogebang akan diluncurkan bersama Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta sebagai percontohan terminal terpadu. Presiden Jokowi direncanakan menghadiri peluncuran nanti.
Untuk menangani masalah kios yang sepi, Sumarsono mempunyai gagasan untuk memberikan secara gratis kios-kios tersebut dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, Pemprov menargetkan ada 250 PO bus untuk beroperasi di Terminal Pulogebang, tetapi hanya 39 bus yang beroperasi.
"Sekarang karena ada terminal-terminal tampungan itu, terminal bayangan. Dan ini saya perintahkan kepada Kadishub untuk menertibkan semua terminal bayangan," katanya menjelaskan solusi.
Selain masalah PO bus dan kios yang sepi, masalah lainnya adalah kerusakan IT. "Hambatannya ada kerusakan IT, IT yang sudah dibangun tahun 2012 itu belum berfungsi, belum berjalan. Sehingga harus diperbaiki. Ini kan butuh Rp 880 juta lagi untuk perbaiki semuanya supaya siap," ujar Sumarsono.
Untuk kelengkapan sarana dan prasarana di Terminal Pulogebang, Pemprov juga menambahkan rambu-rambu serta petunjuk jalan.
"Tapi kita harus menyadari ada 12,5 hektar Pulogebang itu kan besar sekali, rambu-rambu juga belum lengkap. Itu rambu juga penting, akan kita lengkapi," ucap Sumarsono. (dhn/dhn)











































