Menristekdikti Bakal Revitalisasi 12 Politeknik Tahun Depan

Menristekdikti Bakal Revitalisasi 12 Politeknik Tahun Depan

Mukhlis Dinillah - detikNews
Kamis, 03 Nov 2016 14:56 WIB
Menristekdikti Bakal Revitalisasi 12 Politeknik Tahun Depan
Foto: Menristekdikti (Grandyos Zafna/detikfoto)
Bandung - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pedidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana merevitalisasi 12 politeknik di Indonesia pada tahun 2017. Hal itu bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri.

"Tujuannya ingin meningkatkan kompetensi (mahasiswa) yang betul-betul dibutuhkan industri," kata Menristekdikti M Nasir di Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung, Jalan Kanayakan, Bandung, Kamis (3/11/2016).
Menristekdikti Bakal Revitalisasi 12 Politeknik Tahun DepanFoto: Mukhlis Dinillah/detikcom

Nasir menuturkan revitalisasi di 12 poteknik itu terdiri dari bidang manufaktur, elektronikal, perkapalan, pangan dan gas. Pihaknya akan melibatkan pelaku industri untuk menjadi tenaga pengajar di politeknik-politeknik tersebut.

Untuk revitalasasi ini, pemerintah rencananya akan mengganggarkan biaya sebesar Rp 200 miliar dari pos Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tahun 2017. Anggaran itu untuk meningkatkan kualitas bagi dari segi infrastruktur dan sumber daya manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi yang akan kami revitalisasi itu laboratoriumnya, tenaga pengajaranya juga agar lebih kompeten. Terutama kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Karena kami ingin lulusan yang siap kerja," ucap dia.

Menurutnya sejauh ini kompetensi tenaga kerja di Indonesia masih tergolong rendah. Hal itu bisa dilihat dari peringkat daya saing Indonesia di dunia yang hanya berada di peringkat 108 dari 138 negara.

Ia menyebut setidaknya ada 12 faktor yang mempengaruhi rendahnya kompetensi tenaga kerja di Indonesia. Faktor pentingnya antara lain persoalan korupsi, infrastruktur yang belum memadai, dan kurang mendukungnya birokrasi di Indonesia.

"Faktor yang membuat tenaga kerja di kita (Indonesia) sulit berkembang itu korupsi, birokrasi dan infrastruktur," ujar dia. (miq/miq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads