"Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal negara untuk membantu evakuasi korban dan melakukan operasi Search and Rescue (SAR) yaitu KN 330 dan KN 592 dari Kanpel Batam, dan KN Sarotama dari Pangkalan PLP Tanjung Uban," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Budiono, Kamis (3/11/2016).
"Saya atas nama pribadi dan institusi menyampaikan rasa duka yang mendalam bagi para korban kecelakaan kapal kayu tersebut," imbuhanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menyayangkan sekali kejadian ini harus terjadi lagi di perairan Indonesia. Kapal kayu yang mengangkut TKI tersebut tenggelam akibat menabrak karang sehingga memakan korban jiwa dan banyak yang belum ditemukan. Hingga saat ini jumlah penumpang TKI yang diangkut kapal kayu tersebut belum jelas mengingat tidak adanya data manifes penumpang yang resmi," papar Tonny.
Kapal kayu tersebut tidak terdaftar di Pelabuhan Batam dan menggunakan mesin di luar. Kapal dimaksud bertolak bukan dari pelabuhan resmi dan mengambil rute pelayaran yang tidak biasa untuk menghindari patroli laut baik dari Malaysia maupun Indonesia.
"Namun demikian, kami akan terus melakukan pencarian korban tenggelamnya kapal tersebut semoga para korban dapat ditemukan dalam waktu yang tidak lama," kata Tonny.
Pencarian korban itu dilanjutkan pagi ini oleh 280 personel gabungan dikomandoi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas). Menurut data terakhir dari BNPB, jumlah penumpang yang tenggelam di Perairan Tanjung Bemban, Kepulauan Riau berjumlah 101 orang.
"Tidak adanya manifes penumpang kapal menyebabkan pendataan sulit dilakukan dengan baik. Hingga pukul 18.00 WIB, dari 101 orang di kapal terdapat 18 orang meninggal dunia, 39 orang selamat, dan 44 orang masih dalam pencarian," ungkap
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (bal/miq)