Gerakan Santri Nusantara: Mari Santun, Buktikan Islam yang Ramah bukan Pemarah

Gerakan Santri Nusantara: Mari Santun, Buktikan Islam yang Ramah bukan Pemarah

Erwin Dariyanto - detikNews
Selasa, 01 Nov 2016 10:38 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Gerakan Santri Nusantara akan mengadakan Ta'lim Akbar Pengajian Kebangsaan dengan tema, 'Menjunjung Tinggi Nilai Demokrasi dan Pancasila. Pengajian akan digelar di Lapangan SKB, Ciganjur, Jakarta Selatan. Salah satu yang akan ditekankan dalam pengajian ini adalah tentang, 'Islam yang ramah bukan pemarah'.

Ketua Gerakan Santri Nusantara, Muhammad Utomo acara ini digelar untuk menindaklanjuti kebhinekaan yang saat ini terkoyak-koyak. Salah satu pertanda bahwa kebhinekaan tengah terkoyak adalah adanya segelintir kalangan yang melakukan gerakan rasis.

"Gerakan Santri Nusantara berupaya bahwa Ukhuwah Islamiyah harus tetap terjaga di bumi Nusantara, khususnya di Jakarta yang saat ini menjadi perhatian dunia," kata Utomo kepada wartawan, Selasa (1/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Utomo, Gerakan Santri Nusantara tidak akan bergabung dengan Aksi Anti Ahok yang digelar Jumat, 4 November 2016 sian harinya. Namun mempersilakan bagi mereka yang akan mengikuti Pengajian Kebangsaan di Ciganjur.

Utomo menegaskan bahwa, acara Pengajian Kebangsaan ini bukanlah tandingan dari aksi demo Ahok yang digelar siang harinya di seputar Silang Monas. "Antara ikhtiar dan tawakal harus sinergi. Ketika teman-teman aksi (di Monas), kita bermunajah kepada Allah bahwa perdamaian itu adalah nomor satu. Kemajemukan di DKI ini lebih banyak. Bagaimana agar ada penyeimbang, agar tidak konflik," kata dia.

Pengajian Kebangsaan rencananya akan menghadirkan 3 penceramah. Mereka adalah Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, Kh. Maman Imanul Haq; Ulama Betawi Kh. Abdul Hayyi Naim; tokoh muda Betawi Rizal Fauzi.

Diperkirakan Pengajian Kebangsaan akan dihadiri sekitar 500 peserta yang tak hanya datang dari Jakarta tapi juga luar kota. Kepada peserta aksi demo 4 November siang, Utomo menghimbau agar tetap menjaga kesantunan sebagai salah satu ciri khas bangsa Indonesia.

"Mari tetap santun, tetap jaga keramahan sebagai ciri khas bangsa," tutup Utomo. (erd/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads