Sejak 2008, Pelajar Muslim di Purwakarta Diwajibkan Salat Duha

Sejak 2008, Pelajar Muslim di Purwakarta Diwajibkan Salat Duha

Tri Ispranoto - detikNews
Senin, 31 Okt 2016 10:37 WIB
Foto: Siswa di Purwakarta salat duha (Tri Ispranoto/detikcom)
Purwakarta - Sejak awal kepemimpinannya sebagai Bupati Purwakarta tahun 2008 lalu, Dedi Mulyadi telah menerapkan sistem pendidikan berkarakter berbudaya kepada pelajar SD, SMP, hingga SMA.

Selain menitikberatkan aspek pendidikan pada budaya Sunda, pendidikan yang diterapkan pun cenderung lebih pada program-program yang aplikatif. Salah satunya adalah mewajibkan para pelajar muslim untuk mengerjakan salat duha.

Dedi menjelaskan, para pelajar yang dulu masuk sekolah pukul 07.00 WIB, sejak dia menjabat dimajukan jadi pukul 6.00 WIB. Hal tersebut dimaksudkan agar anak terbiasa bangun pagi pada waktu salat duha, selain itu waktu belajar yang paling efektif adalah pada saat pagi hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampainya di sekolah, para pelajar tak lantas melahap pelajaran dari para guru. Namun mereka selama 15 menit akan mengaji, dan dilanjutkan untuk mengikuti kegiatan bersih-bersih sekolah selama 15 menit.

"Sebelum anak-anak masuk ke kelas masing-masing, kita ada waktu sekira 15 menit untuk melaksanakan salat duha. Setelah itu baru masuk kelas masing-masing untuk belajar," jelas Dedi saat berbincang dengan detikcom, Senin (31/10/2016).
Sejak 2008, Pelajar Muslim di Purwakarta Diwajibkan Salat DuhaFoto: Siswa di Purwakarta salat duha (Tri Ispranoto/detikcom)

Dedi menjelaskan, dalam proses pembelajaran di Purwakarta yang aplikatif terdapat tiga aspek, yakni kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).

"Salat duha adalah upaya membuka nalar spiritual anak-anak dengan pendekatan SQ," katanya.

Salat duha, kata Dedi, juga membuka ruang kontemplasi sebelum memulai pelajaran agar bisa lebih fokus dan proses transfer ilmu secara tafakur dan tadabur antara guru dan murid.
Sejak 2008, Pelajar Muslim di Purwakarta Diwajibkan Salat DuhaFoto: Siswa di Purwakarta salat duha (Tri Ispranoto/detikcom)

Lebih lanjut Dedi mengungkapkan, mulai 1 Desember 2016 nanti program pendidikan baca, tulis, dan kajian alquran dan kitab kuning akan mulai ditambah dengan mendatangkan guru-guru khusus yang kini dalam tahap penyeleksian.

"Jadi setelah belajar alquran dan kitab kuning selesai, baru salat duha akan dimulai," beber pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Disinggung soal para pelajar non muslim, Dedi memastikan mereka mendapat hak yang sama untuk melakukan ritual sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Program mewajibkan pelajar salat duha saat ini masih berlaku untuk SD, SMP, dan SMA yang di bawah naungan langsung Pemkab Purwakarta. Bagi pelajar yang bersekolah di swasta hal tersebut hanya bersifat anjuran.

(miq/miq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads