Pantauan detikcom di salah satu kamp pengungsian, Jumat (28/10/2016), kondisi para pengungsi cukup memprihatinkan. Mereka menempati tenda terbuat dari seng berukuran 3x3 meter.
Sementara rata-rata keluarga pengungsi terdiri dari lima orang. Sepasang suami istri beserta tiga orang anak. Bahkan ada yang memiliki empat sampai lima orang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Totalnya, sejak Januri hingga Oktober jumlah kelahiran bayi ada 1.170 bayi. Setiap bayi yang dilahirkan didokumentasikan melalui stempel telapak kaki di selembar kertas warna-warni.
Di lembaran kertas itu juga tertulis nama dan tanggal lahir masing-masing bayi. Lembaran stempel jejak bayi itu di temple di salah satu tenda tempat pelayanan kesehatan dan persalinan.
Menurut staf UNHCR Perwakilan Jakarta, Mitra, yang ikut dalam kunjungan ke kamp pengungsian Azraq bersama Duta Besar RI untuk Yordania Teguh Wardoyo serta pengusaha Datok Tahir, stempel jejak bayi itu sengaja dilakukan untuk dijadikan monumen serta pengingat usia sang bayi jika besar kelak. Sebab banyak orang tua di pengungsian yang tidak ingat usia anaknya saat ini.
Saat detikcom bertanya tentang usia ke beberapa anak pengungsi yang sedang berkumpul mereka kompak terdiam. Saat disebut angka dalam bahasa inggris, one, two, three, four, or five? Merea malah melanjutkan six, seven eight, nine, ten.
![]() |
(deg/rna)