Peresmian dilakukan secara simbolik di Jalan Cemara, Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang oleh Puan dengan memukul gong. Turut hadir juga Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi ZA Dulung, Setda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wakil Direktur Direktur Utama BNI Suprajarto serta Direktur Kelembagaan dan Transaksional BNI Adi Sulistyowati.
Puan mengatakan saat ini sudah ada 72 e-Warong yang dibuka di 28 kota di Indonesia. Ditargetkan sampai Desember 2016 akan ada 300 e-Warong dan tahun depan diusahakan mencapai 3.000 e-Warung.
Foto: Angling Aditya/detikcomPeresmian e-Warong dilakukan Puan dengan memukul gong. |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini pencairan dana bansos Program Keluarga Harapan (PKH) bisa melalui Agen46 BNI dan e-Warong. Hal itu dilakukan dengan sistem perbankan menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dimiliki oleh penerima manfaat. Menurut Puan, selain membantu penerima manfaat mengelola bantuan yang diterima, juga memberikan pengetahuan langsung terkait proses transaksi tanpa menggunakan uang tunai.
"Dengan e-Warong, warga tahu apa artinya pin, proses transaksinya, ada tanda bukti sebelum dan sesudah transaksi. Ke depannya akan masuk ke tempat yang lebih terpencil," terang Puan.
Tidak hanya menjelaskan, Puan juga mengecek langsung berlangsungnya program itu melalui perbincangan dengan penerima PKH serta pendamping PKH terkait berjalannya program tersebut. Ternyata program berjalan lancar dan para petugas juga menjalankan tugasnya dengan baik sehingga bansos tepat sasaran. Kepada orang-orang yang ditanya, Puan juga memberikan hadiah sejumlah sepeda dan beberapa peralatan rumah tangga.
Foto: Angling Aditya/detikcomDitargetkan hingga 2017 berdiri 3.000 e-Warong. |
Puan juga melihat proses transaksi di e-Warong milik agen bernama Yuniatun. Salah satu warga, Gani Susanti mempraktekan membeli beras di e-Warong dengan menggunakan mesin gesek Electronic Data Capture (EDC). Gani menggunakan KKS layaknya kartu kredit, yaitu tanpa uang tunai.
"Lebih murah ini harganya, beras di luar Rp 10 ribu di sini Rp 9 ribu," ujar Gani.
Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi ZA Dulung menjelaskan, dengan diresmikannya e-Warong di 15 Kecamatan hari ini, dan 1 e-Warong di Kecamatan Mijen bulan Agustus lalu, maka seluruh Kecamatan di Kota Semarang sudah memiliki perwakilan e-Warong.
"Ini sudah ditambah 15 e-Warong di Semarang. Ini juga berkat kegigihan pak Wali Kota agar tercapai 100% penyaluran bansos non tunai," kata Andi.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menambahkan program tersebut sesuai dengan program Smart City di Kota Semarang. Masih ada 180 ribu warga pra sejahtera di Kota Semarang, oleh sebab itu Hendrar berusaha agar bantuan dan e-Warong bisa merata.
"Semoga ada penambahan e-Warong untuk pembelajaran kepada keluarga pra sejahtera untuk transkasi tanpa uang tunai. Ini belum 100%, sudah minta kuota ditambah karena belum tercover semuanya. Kalau pemerintah pusat support, maka beban Pemkot bisa lebih ringan," terang Hendrar.
"Ini satu lagi contoh bagaimana penerapan teknologi dapat mencegah praktik pungli. Kini pencairan bansos tinggal gesek," imbuhnya. (alg/aan)












































Foto: Angling Aditya/detikcom
Foto: Angling Aditya/detikcom