Hampir setiap pagi kakek Abdurahman menggelar lapak koran di SPBU Kota Kasablanca, Jakarta Selatan. Di usia yang renta, kakek Abdurahman menolak menyerah pada nasib. Dikumpulkannya rupiah dari koran yang dijajakannya itu.
"Sudah puluhan tahun dia dagang koran di sana, tapi saya tidak pernah melihat dia minta-minta ke orang. Pagi-pagi itu pasti di bawa tas isinya koran untuk dijual," ujar Edi Maruzar tukang ojeg di Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016).
![]() |
Edi menceritakan kakek Abdurahman kerap diberi uang oleh pejalan kaki atau pengemudi mobil di SPBU Kokas. Namun uang yang diterimanya selalu di tolak.
"Kadang dia selalu bingung karena orang yang lihat selalu ngasih uang tanpa membeli koran. Uang itu selalu di kembalikan, dia pun lebih menawarkan korannya," tuturnya.
![]() |
Edi sendiri hampir setiap hari mengantarkan Abdul untuk beli koran. Dirinya kerap bingung mendapati imbalan dari Abdul dengan nominal besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edi mengaku banyak belajar tentang kehidupan dari Abdul, salah satunya soal ikhlas dan dermawan.
"Saya sendiri juga banyak belajar dari dia. Terkadang uang yang didapat dari beliau saya coba sisihkan untuk orang lain yang berhak," paparnya.
![]() |
Tidak hanya Edi, Iwan yang juga berprofesi sebagai driver ojeg juga mengakui kemuliaan hati Abdurahman. Iwan sering melihat sebagian rezeki yang diperoleh kakek tua itu, dibagikan untuk orang yang tidak mampu.
"Kalau tidak percaya bisa tanya ke Pak RT, bapak itu kalau ada rezeki suka bantu tetangganya yang kesulitan untuk hidup. Padahal kalau dibilang mampu, di juga tidak mampu," kata Iwan.
Iwan mengatakan masyarakat sekitar sangat hormat dengan Abdul, lantaran sifat dermawan kakek itu di balik keterbatasan fisiknya
"Masyarakat di sini sangat menghargai pak Abdul, walaupun dia dengan kondisi fisik seperti itu dan cuma jualan koran tetap membagikan rejeki yang didapat," pungkasnya.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini