"Selama ini kita membasmi tikus secara parsial. Biasa tikus yang ditangkap, dibuang di sungai yang justru menimbulkan penyakit yang menjadi wabah," kata Djarot di Kantor Camat Kemayoran, Jl Serdang I No 3, Serdang Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016).
Acara diawali penyerahan simbolis berupa sarung tangan dan masker oleh Wagub Djarot yang ditemani Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede kepada perwakilan dari 8 kelurahan di Kemayoran yang diwakili oleh RW-RW. Juga dihadiri oleh beberapa anggota TNI, Polri Kemayoran, PPSU, tokoh masyarakat, PNS Kecamatan Kemayoran.
![]() |
Djarot melarang penggunaan racun tikus dalam program ini. Tikus akan mati di sembarang tempat jika diracun dan justru menimbulkan penyakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan membangun Jakarta yang bersih bukan hanya tikus got tapi tikus yang lebih kejam. Tikus seperti itu kertas dia makan, komputer dia makan, aspal dia makan, DKI harus membasmi tikus seperti ini termasuk tikus yang melakukan pungutan liar, mau itu Rp 10.000 sampai Rp 30 miliar harus dibasmi," imbuh Djarot.
Menurut Djarot keuntungan lain dari berburu tikus adalah bisa menghidupkan kembali sistem ronda malam di masyarakat. Tikus mencari makan di malam hari, sehingga pada waktu itu tepat untuk melakukan perburuan.
"Terakhir, besok saya sudah mulai cuti dan saya berpesan agar tetap bekerja dengan baik seperti biasa," ungkap Djarot.
Djarot kemudian ke tempat penampungan tikus di GOR Kemayoran. Dia sempat berbincang dengan petugas dari Dinas Kebersihan yang siap berburu tikus. (bag/bag)