KPK mengendus permainan uang dengan nilai besar antara perusahaan dan oknum dokter. Dari hasil kajiannya, KPK menemukan modus yang sudah berjalan sejak lama. Seperti apa modusnya?
"Kajian (KPK) tentang distribusi, bagaimana perusahaan harus menyiapkan uang tertentu kepada dokter-dokter agar meresepkan yang mereka produksi," jelas Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
Hal ini disampaikan Laode kepada wartawan usai menghadiri acara penutupan Anticorruption Summit (ACS) 2016 di Hotel Sahid Rich, Jalan Magelang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (26/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai temuan KPK ini, Wapres Jusuf Kalla (JK) juga mengimbau para dokter melalui Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menyempurnakan kualitas diagnosanya.
"Soal obat, sudah berkali-kali saya bilang di IDI. Orang diperiksa (dengan) tidak sempurna, karena banyak antrean, hanya 5 menit (pemeriksaan dokter). Diagnosanya jadi tidak bagus, jadi dikasih obat banyak, mudah-mudahan satu kena (salah satunya manjur)," urai JK pada pembukaan ACS 2016 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (25/10).
Hal ini juga, kata JK, yang kemudian menyebabkan biaya konsultasi murah tapi biaya obat menjadi mahal. Bahkan JK megatakan pasien ibarat apotek karena begitu banyak mendapat obat.
(sip/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini