Persoalan terjadi karena adanya pelanggaran sistem pemilihan. Ada usulan pemilihan rektor saat ini dilakukan online saja. Lantas apa tanggapan M Nasir?
"Untuk pemilihan rektor online, kami akan pikirkan bagaimana mekanismenya. Karena anggotanya tidak terlalu banyak. Kalau misalnya nanti online, bagaimana caranya bukan masalah pemilihan. Itu akan terjadi kecurangan pemilihan tapi suara yang jelas sudah ada," kata M Nasir di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, M Nasir berharap agar ke depannya pemilihan rektor akan berjalan lebih baik. Tidak ada kegaduhan seperti saat ini.
"Saya ingin dikawal supaya lebih baik. Jangan sampai ada dusta diantara kita. Harus transparan betul. 35 persen di menteri itu dianggap terlalu kecil. Atau bagaimana misalnya di Kemenag itu 100 persen supaya di perguruan tinggi tak ada gaduh," imbuh mantan Rektor Universitas Diponegoro ini. (yds/rvk)











































