Hal ini disampaikan Buwas di hadapan Menko Polhukam Wiranto dan Kepala Staf Presiden (KSP) Teten Masduki di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016). Saat itu Buwas 'curhat' soal masih banyak orang yang belum tahu tentang jenis narkoba.
Dikatakan Buwas, dia telah membuat berbagai sarana untuk menyampaikan informasi ke publik mengenai bahaya narkoba. Salah satunya yakni buku yang dibuat khusus mengenai bahaya narkoba agar dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah tahun 2016 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal ini pencegahan yang efektif. Nah, mudah-mudahan ke depan ini masuk (kurikulum)," tambahnya.
Dikatakan Buwas, saat ini penyebaran narkoba sudah sangat luas. Bahkan hampir di setiap wilayah dan instansi terdapat narkoba.
"Sekarang sudah merata, teman-teman boleh cek. Tidak ada satu RT pun yang berani menyatakan clean and clear dari narkoba. Tidak ada satu instansipun yang menyatakan bersih dari narkoba," katanya.
"Bahkan sudah dibuktikan oleh TNI, bahwa TNI sebagai pilar terdepan atau benteng terakhir negara ini, juga sudah tersusupi, terkontaminasi narkoba. Untungnya Panglima TNI mengambil langkah-langkah sehingga mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi yang lain agar aparat hukum tidak lagi terkontaminasi," tambah Buwas.
Saat ditanya secara terpisah terkait bukunya yang tidak dimasukkan dalam kurikulum, Buwas mengaku sangat menyayangkan. Padahal dia ingin informasi mengenai bahaya narkoba bisa sampai di setiap lapisan masyarakat, terutama generasi muda.
"Sudah saya usulkan, dia (mantan Mendikbud Anies Baswedan) bilang iya, iya, tapi tidak juga direalisasikan," kata Buwas. (rjo/erd)











































