Obsesi Gubernur Ridwan Mukti Menata Bengkulu, Provinsi Miskin di Indonesia Barat

Obsesi Gubernur Ridwan Mukti Menata Bengkulu, Provinsi Miskin di Indonesia Barat

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Jumat, 21 Okt 2016 09:56 WIB
Ridwan Mukti menyampaikan rencana menata Bengkulu 5 tahun ke depan
Jakarta - Dari Jakarta, Bengkulu hanya berjarak 45 menit dengan pesawat. Namun kemajuan provinsi dengan 9 kabupaten dan kota ini tak secepat Ibu Kota RI dan daerah sekitarnya. Bahkan tertinggal jauh. Bisa dikatakan, Bengkulu jadi provinsi termiskin di Indonesia bagian barat.

Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti tak menampik kenyataaan itu. Bahkan, saat berkunjung ke kantor detikcom, Jl Warung Jati Barat Raya, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2016), Ridwan merinci kondisi mengenaskan wilayahnya. Dia memaparkan fakta via angka.

"APBD hanya Rp 2,4 triliun, sementara kemiskinan bisa mencapai 18-20 persen, jauh di atas rata-rata nasional," kata Ridwan datang ke detikcom dengan didampingi tim media center Bengkulu, Kepala Kantor Perwakilan Bengkulu di Jakarta, Khairil Anwar, dan 2 staf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obsesi Gubernur Ridwan Mukti Menata Bengkulu, Provinsi Miskin di Indonesia Barat

Angka Rp 2,4 triliun tidak ada apa-apanya dibandingkan APBD DKI yang mencapai Rp 76 triliun. APBD Bengkulu hanya setara dengan APBD Purwakarta yakni Rp 2 triliun. Padahal, Bengkulu merupakan gabungan 9 kabupaten dan kota. Juga memiliki potensi alam, wisata kesejarahan, dan SDM yang cukup.

Bengkulu punya pantai sepanjang 500 kilometer, punya dataran tinggi. Di sana ada peninggalan kolonial berupa Benteng Marlborough, kantor gubernur, dan bangunan lain. Ada juga petilasan presiden pertama RI, Bung Karno, berupa tempat pengasingan.

Ridwan memimpin sejak Februari 2016. Mantan anggota DPR RI dan Bupati Musi Rawas 2 periode itu terbuka soal permasalahan Bengkulu. Mulai dari pengangguran hingga kemiskinan, dari ekonomi hingga korupsi.

"Bengkulu ibarat dari daerah timur di Indonesia barat," kata politikus Golkar ini. Ilustrasi itu menggambarkan Bengkulu sebagai provinsi tertinggal di kawasan yang berkembang pesat.

Ridwan bersemangat saat bicara rencana. Berbagai permasalahan, ia anggap sebagai tantangan. Pria 53 tahun itu mengaku berupaya mengangkat Bengkulu agar setara dengan provinsi lain. Minimal dengan provinsi terdekat seperti Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.

Ridwan memulai langkah dengan menata sistem dan birokrasi. Sebulan setelah memimpin, dia 'memaksa' pejabat Bengkulu meneken pakta integritas dengan disaksikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia berharap, korupsi dan aksi kriminal turunannya bisa ditekan.

Soal kemiskinan, Ridwan meng-guide pemkab dan pemkot untuk bertindak cepat. Program-program yang tak terkait dengan penuntasan kemiskinan, diminta disetop. "Yang mau bikin taman, tower, atau ikon daerah misalnya, saya larang. Lebih urgen penuntasan kemiskinan dibandingkan hal-hal seperti itu," jelasnya.

Ridwan meminta kabupaten dan kota fokus pada program-program dasar, terutama soal ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Selanjutnya menyiapkan produk-produk unggulan. Harapannya perekonomian Bengkulu terangkat.

Obsesi Gubernur Ridwan Mukti Menata Bengkulu, Provinsi Miskin di Indonesia Barat

Lima tahun ke depan, kata Ridwan, akan disiapkan roadmap. Visit Bengkulu 2020 namanya. Kebetulan pas tahun itu, provinsi yang terkenal dengan bunga Rafflesia Arnoldi ini berulang tahun ke-52. Sebelumya Bengkulu merupakan bagian dari Sumatera Selatan.

"Tiap tahun akan ada banyak event. Karena itu, kami rajin ke kementerian dan pemerintah pusat. Kepada Pak Presiden, saya sampaikan Bengkulu akan mengarah ke agro-maritim," ungkap Ridwan.

Bagian timur Bengkulu merupakan hutan, perbukitan, dan gunung. Sedangkan bagian barat berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Itu alasan Ridwan berobsesi menjadikan Bengkulu sebagai daerah agro-maritim. Tujuannya satu, mengejar ketertinggalan agar Bengkulu tak seperti daerah timur di Indonesia barat.
Halaman 2 dari 2
(trw/van)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads