Kemampuan berbahasa Indonesia para taruna Australia, dari 3 matra darat, laut dan udara itu sungguh mengagumkan. Para taruna militer Australia memamerkan kefasihan berbahasa Indonesia dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia yang digelar di Australia Defense Force Academy (ADFA), Canberra.
Rata-rata taruna militer yang mempelajari bahasa Indonesia adalah taruna tahun ke -2 atau tahun ke-3, namun kemampuan Bahasa Indonesianya terlihat sangat baik. Bahkan Shafiqah Ali dan Morgan Groves, dua taruna muda Australia, selaku MC, memandu acara lomba dengan Bahasa Indonesia yang cukup luwes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui penguasaan Bahasa Indonesia, para kadet militer Australia akan semakin memahami dan menghormati budaya Indonesia. Penguasaan bahasa juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi keterkejutan budaya (cultural shock) di kalangan masyarakat Australia," ujar Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, pada saat membuka kegiatan lomba dalam rilis KBRI Canberra yang diterima, Rabu (19/10/2016).
Foto: Lomba Pidato Bahasa Indonesia untuk Taruna Militer Australia (KBRI Canberra)(KBRI Canberra) |
Dubes Nadjib yang selalu aktif mempromosikan Bahasa Indonesia kepada masyarakat Australia menggarisbawahi banyaknya keuntungan yang akan diperoleh dengan menguasai Bahasa Indonesia. Indonesia semakin memainkan peran strategis di kawasan dan global, bahkan oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) pada tahun 2050 Indonesia diprediksi akan menjadi ekonomi ke empat terbesar dunia setelah Tiongkok, India, dan AS.
"Bahasa Indonesia juga akan semakin mendekatkan hubungan masyarakat Indonesia dan Australia serta memperkuat saling pengertian dan respek," imbuh Dubes Nadjib.
Dalam lomba pidato Bahasa Indonesia, keluar sebagai salah satu pemenang adalah Lachlan Darrow. Kadet militer yang berusia 21 tahun ini membawakan pidato dengan lancar serta pengucapan bahasa Indonesia yang tepat.
"Keuntungan mempelajari Bahasa Indonesia akan menambah wawasan saya dan juga mendapatkan insentif dari ADFA, hal ini akan menunjang karir militer saya kedepannya," kata Darrow.
Dalam lomba tersebut, bertindak sebagai juri adalah Dubes Nadjib, Dr Minako Sakai selaku Dosen Senior ADFA, Novy Arnost selaku Head of Wing Indo-Malay, Paul Delighton selaku Commanding Officer dan Prof George Quinn dari Australia National University (ANU).
Turut meramaikan acara, 8 orang kadet militer ADFA yang baru saja kembali dari Yogyakarta juga memberikan presentasi hasil kunjungan mereka. Menurut mereka budaya Indonesia sangat kaya dan beragam. Keramahan orang Indonesia merupakan hal yang sangat mereka kagumi.
Lomba pidato ini merupakan yang kedua kalinya semenjak terakhir diselenggarakan di kampus ADFA-UNSW (University of New South Wales) Canberra pada tahun 2015 lalu. Kegiatan lomba diakhiri dengan acara makan bersama. Kuliner Indonesia yang disuguhkan cukup beragam mulai dari ayam goreng tradisional, rending, urap sayur, dan tempe kecap. Para kadet militer tampak sangat menikmati hidangan Indonesia tersebut. (nwk/trw)












































Foto: Lomba Pidato Bahasa Indonesia untuk Taruna Militer Australia (KBRI Canberra)