Cerita Warga Rusun Jatinegara yang Tak Nyaman Sambut Tamu di Kamar Mandi

Melihat Rusun Jatinegara Barat

Cerita Warga Rusun Jatinegara yang Tak Nyaman Sambut Tamu di Kamar Mandi

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Rabu, 19 Okt 2016 10:48 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Dua bangunan itu tampak menjulang tinggi dan jelas terlihat dari Terminal Kampung Melayu di Jakarta Timur. Dari kejauhan, sekilas mirip apartemen papan atas dengan fasilitas berkelas yang menjulang di antara belantara 'hutan' beton.

Di situlah, di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, warga Kampung Pulo yang pernah tinggal di Bantaran Kali Ciliwung kini tinggal. Setahun sudah mereka direlokasi dan tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat.

Seperti apa keadaanya sekarang?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Selasa (18/10/2016) kemarin detikcom melihat kembali Rusunawa Jatinegara Barat. Di salah satu unit seorang penghuni tower A lantai 16, Denli Nirwana menyambut detikcom. "Maaf mas kondisinya seperti ini, ruang tamu menyatu dengan kamar mandi dan dapur," kata Denli.

Dia perlu meminta maaf karena terpaksa harus menyambut tamu di depan kamar mandi dan dapur. Karena memang sejak awal menempati unit Rusunawa di Jatinegara Barat, kamar mandi dan dapur menyatu dengan ruang tamu.

"Ya, begini kalau ada tamu, kita juga merasa tidak enak karena tidak ada tempat lagi. Sekarang begini saja bagaimana ketika datang mas datang bertamu ke sini, lalu lihat keluarga saya keluar masuk kamar mandi dengan handuk saja. Mas, bisa nilai sendiri," tambah Denli.

Denli dan sejumlah warga Kampung Pulo sudah hampir satu tahun ini tinggal di Rusunawa unit tersebut. Kepindahannya ke rusun itu dirasa bukan menjadikan nyaman bagi dia dan anak istrinya.

"Tidak nyaman. Ini pilihan buruk dari yang terburuk harus dipilih, karena rumah habis. Kalau tidak diambil saya mau tinggal di mana," kata Denli.

Penghuni lainnya yakni Fauzi di lantai 16 unit yang sama juga mengeluhkan ketidaknyamanannya tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat.

"Kalau saya bilang ini sih tempat layak tidak huni yang dipaksakan untuk layak tinggal. Karena ketika awal datang ke sini, ini juga masih dalam pengerjaan akhir," kata Fauzi. (ed/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads