"Ahok itu sahabat saya, pak Jokowi sahabat saya. PDIP adalah teman lama, sama-sama berjuang saat orde baru," ungkap Dimyati saat dihubungi detikcom, Selasa (18/10/2016) malam.
Dimyati menolak jika disebut PPP kubu Djan hanya berusaha menjilat dengan memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot. Seperti diketahui, PPP kubu Romahurmuziy (Romi) resmi mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dalam Pilgub DKI 2017. Konflik internal antar-dua kubu di PPP berimbas hingga pengusungan calon di Pilkada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan PPP kubu Djan mendukung Ahok-Djarot disebutnya bukan semata-semata karena alasan politis semata. Sebagai incumbent, ucap Dimyati, kandidat cagub dan cawagub itu dinilai sudah membuktikan memiliki catatan bagus untuk kinerjanya.
"Kecuali Ahok tidak bagus dan tidak melakukan perubahan. Ahok sudah teruji. Ngapain pilih lain kalau sudah ada yang jelas bagus? Jakarta saat ini sudah nyaman," tutur anggota DPR RI itu.
PPP kubu Djan saat ini tengah mengajukan sidang uji materi UU Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK). Pihaknya merasa dirugikan karena tidak dapat mengusung pasangan calon. Sebab dalam Pasal 40 ayat 3 UU Pilkada diatur bahwa kepengurusan parpol yang dapat mendaftarkan pasangan calon adalah yang memperoleh putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan Menkum HAM. PPP yang mendapat SK dari Menkum HAM adalah dari kubu Romi.
Dukungan kepada Ahok-Djarot dikatakan Dimyati dilakukan PPP kubu Djan tanpa pamrih apapun. Bahkan pihaknya justru mengeluarkan dana pribadi dalam rangka untuk menyukseskan kandidat pasangan calon yang sudah diusung oleh empat partai itu.
"Ini tulus dan ikhlas. Nggak ada iming-iming, nggak ada bayaran, apalagi mahar. Malah mau berkorban, kita patungan dengan masing-masing performance. Apalagi pak Djan akan buat 300 posko untuk pemenangan Ahok-Djarot," beber Dimyati.
Sebelumnya Sekjen PPP Kubu Romi Arsul Sani menyebut langkah kubu Djan sebagai manuver 'mencari hati' pemerintah. Ia meyakini bahwa manuver itu akan sia-sia belaka.
"Langkah Djan Faridz itu lebih merupakan "perjudian" politiknya dalam usaha mendapatkan pengakuan pemerintah. Saya katakan perjudian karena Djan sedang mempertaruhkan aspirasi seluruh struktur dan akar rumput PPP dengan kepentingan pribadi atau kelompoknya," ujar Arsul, Selasa (18/10). (elz/dha)











































