"Batuan yang akan saya teliti adalah batuan metamorf yang merupakan batuan yang terbentuk akibat perubahan suhu dan tekanan," ujar Nugroho saat ditemui di kantornya di Laboratorium Geologi Optik, Departemen Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Jalan Grafika No 2, Sleman, Selasa (18/10/2016).
Nugroho mengatakan, dengan meneliti batuan metamorf, dapat diprediksi suhu dan tekanan yang membentuk batuan tersebut. Dari sana, proses pembentukan batuan metamorf akan menjelaskan bagaimana proses evolusi bumi terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari pertama bumi terbentuk, hingga saat ini akan diceritakan oleh batuan metamorf. Nugroho sebagai seorang ahli batuan metamorf yang bertugas membaca cerita tersebut.
"Dari situ kita bisa tahu. Oh, ternyata Srilanka itu bagian dari Antartika. India, sebelum dia nabrak dengan Benua Eurasia yang sekarang menjadi Himalaya, dia bagian dari Antartika juga," urai Nugroho.
![]() Geolog Nugroho Imam Setiawan (Foto: Sukma Indah Permana/detikcom) |
Pria yang menjadi anggota dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ini menjelaskan, sebagai ilmu dasar, Geologi akan didukung oleh sejumlah ilmu aplikasi yang akan menjembatani agar ada kontribusi langsung untuk kebutuhan manusia.
"Contohnya misal ketika ditemukan ada peregangan di sana, di sana, kemudian ada sedimen yang menumpuk, bisa jadi di dalamnya terisi minyak bumi atau ada mineralisasi dari proses itu. Tapi itu tambahannya. Geologi adalah pijakan awal," jelas Nugroho tentang peran ilmu dasar.
Benua Antartika sebagai daerah terra incognita memiliki begitu banyak ruang untuk diteliti. Sebagai geolog, Nugroho menerangkan dia dan banyak ilmuwan di bidang geologi lainnya masih akan terus membuktikan proses evolusi bumi berlangsung.
Dia berharap akan memperoleh temuan batuan metamorf baru yang tersingkap dan bisa bercerita lebih banyak lagi soal sejarah bumi ini.
"Karena pasti setiap tahun ada singkapan-singkapan (batu metamorf) baru, ada sampel baru lagi, ada temuan lagi," tuturnya.
![]() Geolog Nugroho Imam Setiawan (foto: Sukma Indah Permana-detikcom) |
Namun dari yang sudah ada, batuan termuda yang ditemukan di Antartika umurnya 520 juta tahun dan yang tertua mencapai 2,5 miliar tahun. Sedangkan batuan tertua yang pernah ditemukan di lokasi lain yakni di Australia berumur 4 miliar tahun, dan batuan ini masih berkaitan dengan Antartika.
"Karena dia (Australia) dulu satu kontinental. yang kemudian pecah," ujar Nugroho.
Sehingga sebetulnya, data berupa batuan metamorf bisa diperoleh di manapun. Namun upaya untuk mendapatkannya akan lebih sulit dibanding jika dicari di Antartika.
(sip/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini