Pertemuan yang dikemas dalam jamuan makan siang itu pun diisi dengan berbagai candaan yang mengundang gelak tawa. Bahkan seorang pemulung tak sungkan menyuapi Dedi dengan nasi dan sate maranggi.
"Iraha deui nyuapan Bupati. Mumpung jadi Bupati keneh di Purwakarta, hayang mesra-mesraan jeung Bapak. (Kapan lagi suapin Bupati. Mumpung masih jadi Bupati di Purwakarta, pingin mesra-mesraan sama Bapak)," ucap salah seorang pemulung, Aminah, Selasa (18/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cai mah aya Pak. Ngan kirang keneh, kan seueur nu bade ibakna. Geura ditambihan saluran cai bersihna atuh Pak. (Air ada Pak. Hanya masih kurang, kan banyak yang mau mandinya. Segera ditambah saluran air bersihnya Pak)," ucap Aminah sambil menyuapi Dedi kembali.
Menanggapi hal itu Dedi memastikan dalam waktu dekat apa yang mereka inginkan akan segera terwujud. Terlebih pembangunan Kampung Sampah yang digaungkan sejak awal tahun akan segera terealisasi paling lambat awal tahun 2017 nanti.
Kampung Sampah, kata Dedi, akan menjadi sarana para pemulung sebagai rumah singgah selama bekerja di TPS lantaran rumah asli mereka yang sudah masuk program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) cukup jauh.
"Nanti di Kampung Sampah itu akan terdapat 70 rumah singgah model kampung adat. Setiap rumah singgah akan diisi oleh dua atau tiga kepala keluarga," jelas Dedi.
Selain mendapat rezeki dari sampah, para pemulung itu pun akan mendapat tambahan pemasukan karena Kampung Sampah akan menjadi wisata edukasi dengan program pengolahan sampah di Kabupaten Purwakarta. "Kan TPS Cikolotok sudah terbukti tidak bau, karena pengolahan sampahnya baik," katanya.
Lebih lanjut Dedi mengungkapkan dia sengaja mengundang para pemulung untuk memastikan kondisi kesehatan, pendidikan, termasuk keluh kesah yang mereka rasakan selama ini untuk menjadi gambaran saat Kampung Sampah nanti dibangun.
"Tadi kita lihat sendiri kesehatan mereka ternyata baik, tidak ada yang terkena penyakit kulit. Pendidikan juga baik karena anak-anak mereka sudah sekolah. Lalu mereka juga terlihat bahagia, tidak seperti mengalami tekanan," beber pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.
Selain bebas menyantap hidangan sate maranggi, ayam bakakak, dan sop daging yang disajikan di Saung Katresna, para pemulung pun diberi bantuan berupa sembako dan uang tunai sebagai pengganti penghasilan mereka hari ini.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini