"Oh ya (perlu dana). Makanya dananya bukan dari santri. Dana dari program kemaslahatan umat," kata Ketua Yayasan Kraton Kasultanan Sri Raja Prabu Rajasa Nagara, Marwah Daud Ibrahim usai menjalani pemeriksaan di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Senin (17/10/2016).
Dana program kemaslahatan umat, kata profesor dan doktor yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat itu, seperti dana dari pengadaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, sempat menanyakan dana operasional dan mendukung program yayasan itu ke Dimas Kanjeng. "Saya tanya beliau, ya ini ada (uang). Waktu-waktu tertentu bisa dilihat. Beliau menyimpan di mana, kita ndak tahu disimpan di mana," katanya.
Kemampuan Dimas Kanjeng yang bisa mengadakan uang itu membuat yakin mantan politisi Partai Golkar ini. "Kemampuan itu saya menyakininya. Itu saya sampaikan tadi, kesaksian saya apa yang saya lihat, saya alami, saya ketahui. Saya melihat beliau memperlihatkan kemampuan itu dan itu sama sekali bukan untuk keperluan pribadi beliau, tapi untuk kemaslahatan umat, untuk Indonesia," ujar Marwah.
Menurut Marwah, uang hasil pengadaan Dimas Kanjeng tak ada yang dimanfaatkan sebagai dana operasional yayasan. Uang-uang itu disebutnya, hanya digunakan untuk kemaslahatan umat. "Oh itu belum pernah dipakai biaya operasional," katanya.
"Kalau beliau sih menurut saya, beliau mendapatkan kelebihan itu, dapat mencari dan mendapatkan ilmu itu. Pengadaan uang itu bukan untuk kepentingan beliau, tapi untuk kemaslahatan umat," ujarnya.
Saat ditanya, kenapa harus menggunakan uang pengadaan. "Nggak tahu saya. Nggak tahu jawabannya apa," katanya.
Ia mengatakan, bagi yang sudah menyerahkan mahar untuk menjadi santri, bisa meminta kembali ke Dimas Kanjeng. Menurutnya, Dimas Kanjeng akan mengembalikan uang tersebut.
"Sepengetahuan yang saya dengar dan saya tahu bahwa teman-teman itu di situ berkontribusi misalnya membangun jalan, membangun sumber air bersih, membangun masjid, pendopo, tempat kegiatan, kantor asrama dan sebagainya, semua itu masing-masing dicatat. Bagi yang membutuhkan dananya ya dikembalikan," urainya.
"Saya mengataan yang saya tahu. Bahwa ini ada program ada amanah besar untuk Nusantara, untuk Indonesia, nah ini yang kita usahakan. Santri-santri membantu untuk bisa mewujudkan itu, untuk mensukseskan itu," tatur Marwah. (roi/kff)