Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk delapan paket pekerjaan yang sudah dimulai kontrak sejak Desember 2015 dan selesai tahun tahun 2018.
"Rehab sudah mulai kontrak sejak akhir Desember 2015. Ada delapan paket totalnya Rp 1,6 triliun sampai 2018. Tahun ini Rp 650 miliar harus habis," kata Kepala BBWS Pamali Juana, Made Sumiarsih di Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, Sabtu (15/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Made didampingi Kasubdit Wilayah Barat Irigasi dan Rawa Ditjen Sumber Daya Air Kementeri PUPR, Ruban Ruzziyatno dan Ketua Kelompok Tani Karya Tani dari desa Kelurahan Kanjang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, Wardi.
Saat ini proses rehabilitasi sudah mencapi 35% atau melebihi target yang ditetapkan 30% untuk tahun ini. Proses pengeringan beton masih dilakukan di beberapa titik sehingga berkoordinasi dengan Induk Perkumpulan Petani dan Pemakai Air (IP3A).
"Koordinasi dengan IP3A tentang pengeringan karena ada pekerjaan pembetonan di beberapa rehab saluran irigasi. Ini harus kering bener, maka koordinasi dengan IP3A agar tidak ada air di saluran, makanya petani tanam palawija," terangnya.
Rehabilitasi saluran irigasi besar-besaran itu dilakukan antara lain untuk Bendung Klambu seluas 37.451 Ha yang meliputi Klambu Kanan dan Klambu Kiri, serta rehabilitasi saluran induk dan sekunder Wilalung seluas 6.448 Ha. Di samping itu juga ada rehabilitasi Bendung Sedadi seluas 16.005 Ha dan rehabilitasi Bendung Sidorejo seluas 6.038 Ha.
![]() |
"Rehabilitasi dilakukan karena sekitar 20 tahun lebih tidak pernah direhab sehingga kapasitas air yang mengalir ke petani berkurang. Losses kehilangannya tinggi," pungkas Made.
Diketahui Waduk Kedung Ombo merupakan sebuah bendungan besar di Jawa Tengah yang dibangun antara tahun 1985 sampai 1989 dengan luas 6.576 hektar dan menempati tiga daerah yaitu Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali dengan tipe urugan tanah dan batu dilengkapi inti lempeng.
Sejak 2012 hingga saat ini waduk Kedung Ombo mempunyai daya tampung air sebesar 688 juta m3. Waduk ini mengairi 61 ribu hektar lebih sawah dan menjadi penunjang ketahanan pangan di Indonesia. Koordinasi dengan berbagai pihak juga dilakukan untuk mengairi sawah-sawah sesuai musim tanam. (alg/hri)