Propam Polda Jatim Periksa 2 Anggota Polres Jember Diduga Pengikut Dimas Kanjeng

Propam Polda Jatim Periksa 2 Anggota Polres Jember Diduga Pengikut Dimas Kanjeng

Yakub Mulyono - detikNews
Jumat, 14 Okt 2016 19:56 WIB
Kapolda Jatim Irjen Polisi Anton Setiadji/Foto: Yakub Mulyono-detikcom
Jember - Propam Polda Jawa Timur memeriksa dua anggota Polres Jember yang diduga menjadi pengikut pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur. Kedua anggota Polres Jember ini berpangkat perwira.

"Ini sudah kami periksa. Mereka hanya ikut-ikut, sebagai korban juga. Ini kan modusnya semua dilibat-libatkan. Dari teman-teman, masyarakat terpengaruh," kata Kapolda Jatim Irjen Polisi Anton Setiadji usai acara Silaturami Forum Pimpinan Daerah Jatim di Hotel Cempaka Hill, Kecamatan Patrang, Jumat (14/10/2016).

Saat ini Propam masih terus mendalami sejau mana keterlibatan 2 perwira tersebut. Jika memang terbukti, Propam akan memberikan sanksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sanksinya nanti. Kita lihat dari sidang dulu, sejauh mana keterlibatannya. Ada sidang disiplin dan kode etik," ujar Anton.

Polisi sambung dia juga terus mengimbau agar warga yang jadi korban dugaan penipuan Dimas Kanjeng segera melapor. Polisi juga tak mau memaksa pengikut Dimas Kanjeng untuk meninggalkan padepokan.

"Itu hak setiap warga negara. Kita hanya memberikan pengertian," sambungnya.

Anton menegaskan pengembangan penyidikan terus dilakukan. Taat Pribadi semula ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan pengikutnya, namun kini juga menjadi tersangka penipuan.

"Tuhan Maha Adil. Dari kasus pembunuhan itu terbongkar bahwa di dalamnya ada kasus penipuan dan segala macam. Karena apa? Orang yang dipercaya ini mau membuka, maka itu dibunuh. Dan itu pembunuhnya sadis," tutur Anton.

Anton juga mengaku meluapkan kekesalannya karena dugaan pembunuhan dilakukan Taat Pribadi saat korban bernama Ismail Hidayah hendak salat.

"Ismail (korban, red) ini dibunuh pas mau salat Magrib. Orang mau menghadap Tuhan dibunuh. Bagaimana mau menghadap Kapolda? Menghadap Tuhan saja dibunuh," ujarnya.

Selain itu Anton juga bercerita mengenai pengetahuannya soal Padepokan Dimas Kanjeng. Saat memimpin Polda Sulawesi Selatan, Anton memang pernah diundang mengikuti pengajian yang diikuti sekitar 30 ribu orang.

Namun ajakan ini ditolak begitu mengetahui pengundang adalah Taat Pribadi. "Kalau saaat itu saya ikut pengajian, mungkin ya kena juga. Untung Tuhan menolong orang Jember jelek ini," kelakar dia.

"Saya waktu itu diundang ke padepokan. Mungkin kalau saya bukan Kapolda Sulawesi Selatan, mungkin saya ikut-ikut ke padepokan itu. Bisa-bisa ikut setor duit juga," imbuhnya.


(fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads