Terbengkalai dan Mengenaskan Seperti ini, BLK Batam Diserahkan ke Kemenaker

Terbengkalai dan Mengenaskan Seperti ini, BLK Batam Diserahkan ke Kemenaker

Agus Siswanto - detikNews
Jumat, 14 Okt 2016 16:16 WIB
Foto: Agus Siswanto/detikcom
Batam - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Batam, Kepulauan Riau, sudah lama terbengkalai karena tumpang tindih pengelolaan. Hari ini, Menteri Ketenakerjaan M Hanif Dhakiri dan MenPAN RB Asman Abnur datang mengecek. BLK tersebut diserahkan pengelolaannya ke Kemenaker.

Hanif dan Asman Abnur didampingi Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Khairul Anwar dan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Peluasan Kesempatan Kerja (Binapentasker) Heri Sudarmanto.

Foto: Agus Siswanto/detikcomFoto: Agus Siswanto/detikcom

Hanif mengatakan, pemerintah pusat sangat memperhatikan pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama di perbatasan. Batam termasuk penting karena berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batam butuh BLK Berkualitas agar tenaga kerja Batam mampu bersaing di dunia kerja internasional," ujar Hanif seusai meninjau BLK Batam, Jumat, 14/10/2016).

Hanif menambahkan, Kemenaker dan Kementerian PAN dan RB akan meningkatkan kualitas BLK Batam. Pada tahun 2030, Indnesia diprediksi menjadi negara ke-7 dengan ekonomi terbesar. "Syaratnya kita harus punya 113 juta pekerja berkeahlian," jelas Hanif.

Foto: Agus Siswanto/detikcomFoto: Agus Siswanto/detikcom

"Kita membutuhkan percepatan peningkatan kompetensi tenaga baik melalui pendidikan vokasi maupun melalui pelatihan kerja," imbuhnya.

Sementara Asman Abnur mengatakan, BLK Batam sudah lama menganggur atau tidak terurus. Di sisi lain, Batam bisa diibaratkan etalase Indonesia.

"BLK ini sudah lama nganggur. Saya berharap BLK menjadi tempat memproduksi tenaga kerja handal. Saya usulkan kepada Menaker agar Batam memiliki pusat tenaga kerja terpadu, diharapkan kita bisa mengirim tenaga kerja berkualitas ke Singapura dan Malaysia, " kata Asman Abnur.

BLK Batam dibangun tahun 1999 dengan menggunakan Dana Iuran Wajib Pendidikan Latihan (IWPL). Dana IWPL ini diperoleh dari tenaga kerja asing yang bekerja di Batam di mana dana tersebut 50% untuk Pusat dan 50% untuk Badan Otorita Batam. Pada tahun 2001 Pengelolaan BLK Batam dikelola oleh Yayasan Karya Bangsa bentukan Pemko Batam dan Badan Otoritas Batam

Terbengkalai dan Mengenaskan Seperti ini, BLK di Batam Diambil Alih KemenakerFoto: Agus Siswanto/detikcom

Bangunan BLK dibangun di lahan milik Badan Otoritas Batam seluas +2 Ha. BLK ini terbengkalai karena tumpang tindih otoritas pengelolaan. Pengelolaan Yayasan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan karena pengelolaannya belum jelas, apakah dikelola Badan Otoritas Batam atau Pemda. Tahun 2008 secara otomatis pengelolaan oleh Yayasan Karya Bangsa bubar karena adanya Undang-Undang tentang Yayasan.

Seusai meninjau BLK Batam, Hanif memberikan kuliah umum dengan tema "Peningkatan SDM Indonesia Guna Mampu Bersaing dengan SDM Negara lain" di Batam Tourism Polytechnic. Pada kuliah umum tersebut, Hanif menekankan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja terutama melalui pendidikan vokasional. Kompetensi menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing di semua level tingkatan, baik nasional maupun internasional. (trw/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads