Golkar dan Delegasi Parpol Dunia Bahas 'Kebangkitan'Jalur Sutra Abad 21

Laporan dari China

Golkar dan Delegasi Parpol Dunia Bahas 'Kebangkitan'Jalur Sutra Abad 21

Idham Kholid - detikNews
Jumat, 14 Okt 2016 14:57 WIB
Foto: Idham Khalid/detikcom
Jakarta - Acara The CPC in Dialogue With The World 2016 memasuki hari kedua. Pagi tadi, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto bersama para delegasi partai politik lainnya menggelar pertemuan dengan Anggota Tetap Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok H.E. Mr. Liu Yunshan.

Pertemuan digelar di Yozhou Guesthouse, Chong Qing City, China, Jumat (14/10/2016). Dalam kesempatan itu, Setya Novanto didampingi dua jajarannya Ketua Bidang kebudayaan Golkar Tantowi Yahya dan Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Nurul Arifin.

Pada pertemuan itu, Liu Yunshan yang merupakan salah satu dari 7 pemimpin tinggi PKT itu menerima 30 delegasi partai politik dari 70 parpol yang diundang. Dari jumlah itu, ada 7 orang yang diberikan kesempatan untuk berbicara. Mereka mewakili negara-negara dari berbagai region yaitu perwakilan dari Asia Tenggara, Afrika, Asia Tengah, Eropa, Amerika, dan Akademik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini dialog yang ketiga. Menariknya bukan hanya melibatkan politisi, tapi juga melibatkan para ahli, pengamat dan akademisi," kata Tantowi Yahya usai pertemuan.

Golkar dan Delegasi Parpol Dunia Bahas 'Kebangkitan'Jalur Sutra Abad 21Foto: Idham Khalid/detikcom


Dalam pertemuan tadi, kata Tantowi, pihak tuan rumah memberikan pandangan mengapa dialog ini diselenggarakan. China yang diwakili oleh Partai Komunis Tiongkok ingin mendengarkan apa pendapat dan keluhan dunia tentang pembangunan ekonomi yang seimbang yang menjadi isu di banyak negara.

Tidak hanya itu, sekaligus apa harapan terhadap China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua saat ini yang diharapkan bisa menjadi penyuara bagi kepincangan dan ketidakadilan ekonomi di berbagai negara di dunia.

"Liu menjelaskan juga bahwa penyelenggaraan dialog ekonomi ini, temanya sama dengan tema yang diusung di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di China beberapa bulan lalu yang dihadiri oleh Presiden Jokowi," ujarnya.

"Tema saat itu adalah mengenai pembangunan ekonomi global. Jadi temanya berkesinambungan dengan yang ini," sambungnya.

Dilanjutkan Tantowi, Kyrgystan yang diwakili diwakili Ketua Parlemen sekaligus Ketua Partai memuji inisiatif China untuk membuka kembali jalur sutra abad 21 yang disebut dengan One Belt One Road (OBOR). Karena, diharapkan dapat mendistribusikan ekonomi dari China kepada negara-negara yang berada di jalur tersebut.

Sementara perwakilan dari Mongolia mengangkat isu yang sama dengan Kyrgystan.

Vanuatu yang diwakili oleh pihak parlemen sekaligus ketua partai membahas mengenai stabilitas politik. Menurutnya, pembangunan ekonomi tidak akan terjadi tanpa adanya stabiltas politik.

Masih menurut delegasi Vanuatu, pembangunan lingkungan juga tak boleh ditinggalkan dalam kemajuan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi global ini, tidak boleh ada satu negara pun yang ditinggalkan. Semua harus berpartisipasi.

Sementara itu, Ketua DPR Maldive berbicara mengenai sistim pemerintahan yang adil yang menurutnya menjadi kunci sukses di masa depan.

Mantan PM Thailand Abhisit Vejjajiva mengangkat sejumlah isu seperti soal ekonomi global yang sedang berada di persimpangan jalan, masalah lingkungan juga menjadi tantangan besar.

"Dia (Abhishit) menggunakan kesempatan ini untuk bicara dengan China yang bisa menjadi mesin utama terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia baik dalam konteks ekonomi maupun lingkungan," tutur Tantowi.

Sementara itu, perwakilan dari Kanada berbicara bahwa permasalahan distribusi ekonomi yang tidak merata merupakan isu yang sangat serius di dunia saat ini. Perwakilan Kanada juga mengharapkan melalui acara seperti ini jarak antara negara kaya dengan miskin dapat dipersempit.

Selain itu, perwakilan kalangan akademik yang berbicara dari Nasional Universiy of Singapore, dia menekankan bahwa tanpa partai politik yang stabil tak mungkin terjadi pemerintahan yang stabil. Lalu, tanpa pemerintahan yang stabil tak mungkin pula terjadi pembangunan ekonomi yang stabil. Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto juga akan berbicara di depan forum ini. (idh/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads