Saat Napi Perempuan Lapas Pondok Bambu Unjuk Kemampuan Menari

Saat Napi Perempuan Lapas Pondok Bambu Unjuk Kemampuan Menari

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 13 Okt 2016 16:59 WIB
Foto: Noval Dhwianuari Antony/detikcom
Garut - Narapidana perempuan asal Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur juga bisa berlenggak-lenggok penuh keceriaan. Mereka menyatukan beberapa tarian asal nusantara yang dikolaborasikan dalam satu penampilan tari.

Di acara Jambore Kemanusiaan Direktorat Jendral Pemasyarakatan, di Bumi Perkemahan Lapangan Kerkoff, Jalan Merdeka, Garut, Jawa Barat, para narapidana perempuan itu bergoyang. Mereka tampak luwes dengan mengenakan celana seragam berwarna loreng.

"Tarian dari tiap-tiap daerah digabung jadi satu gitu, durasinya kira-kira sekitar 4 menitan mewakili gerakan-gerakan di tiap-tiap daerah, Bali, kemudian ada Betawi, dan Aceh. Temanya nasional cinta negeriku," ujar Kiki salah satu narapidana wanita yang menjadi perserta jambore, Kamis (13/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarian ini merupakan gabungan beberapa gerakan tari dari berbagai daerah yang ditampilkan dengan musik sendiri. Para napi bergerak lincah seirama dengan alunan lagu.

"Saya lebih suka dibilang penata gerak sih (bukan coreografer), karena itu gerakan yang saya sambung-sambungkan, jadi bukan gerakan itu saya yang ciptakan, saya dulu pernah belajar apa, kemudian saya sambung kira-kira ditempel-ditempel di mana yang pas gitu," tambah Kiki.
Saat Napi Perempuan Lapas Pondok Bambu Unjuk Kemampuan Menari

Tari merupakan bagian dari kegiatan pembinaan di Lapas Pondok Bambu. Seorang napi bernama Putri mangaku kalau dirinya mulai belajar menari ketika di dalam Lapas.

"Aku kan susah, kadang susah ketinggalan, kesel sih awalnya akhirnya bisa juga. Dulu awal-awal belajar sering banget diarahkan instruktur supaya gerakannya pas. Ya karena baru belajar pas di dalam biar ada kegiatan yang bermanfaat," kenang Putri.

Berbagai kreatifitas narapidana ditampilkan pada Jambore Kemanusiaan yang diselenggarakan Direktorat Jendral Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Di Bumi Perkemahan, 390 napi terlihat kompak menampilkan kreatifitasnya mulai dari meyanyikan yel-yel hingga bermain musik akustik bersama. Pramuka menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi para napi.

"Pramuka itu kan diajarkan untuk senang, bukan untuk bersenang-senang ya, untuk tidak dalam kemuraman. Mereka orang-orang yang terpidana itu kan adalah orang-orang yang tertekan, jadi demikian itu (Pramuka) pelampiasan kesenangannya tidak dengan hura-hura itu. Jadi di dalam pramuka itu dia diajarkan selalu gembira. Makanya mereka semua punya yel-yel, itu untuk membangkitkan kesenangan mereka," jelas Direktur Jendral Pemasyarakatan, I Wayan Kusmiantha Dusak, di lokasi Bumi Perkemahan. (Hbb/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads