Pastor Neles Tebay, Koordinator Jaringan Damai Papua, mengatakan konflik berkepanjangan di Papua harus diselesaikan dengan dialog antar pemerintah dengan masyarakat Papua.
"Menurut saya kalau Papua mau damai, dialog harus dilaksanakan antara pemerintah Indonesia dengan masyarakat Papua," ungkap Romo Neles di acara diskusi mengenai kondisi Papua dalam dua tahun pemerintahan Jokowi, di kantor Setara Institut, Jl. Hang Lekiu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (13/10/2016).
Dia mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur Papua di era Jokowi ini semakin maju. "Kita lihat bahwa dua tahun ini pembangunan nyata juga dalam infrastruktur. Dengan membangun jalan trans Papua, jembatan, pelabuhan, dan sebagainya," ungkap tokoh Papua tersebut.
Namun menurutnya, ada hal yang lebih penting dari pembangunan infrastruktur, yakni memperhatikan isu pelanggaran HAM di Papua yang sudah berlangsung sekitar 53 tahun.
Senada dengan Romo Neles, Bonar Tigor, Wakil Ketua Setara Institut mengatakan pasca orde baru, Indonesia mengalami masalah kewilayahan, seperti di Aceh, Timor Timur, dan Maluku.
"Tiga wilayah sudah mendapat kedamaian, Timor timur sudah menentukan nasibnya sendiri. Pelajarannya adalah semua melalui dialog," jelasnya.
Dia mengakui dalam dialog tentu terdapat tawar-menawar yang alot, akan tetapi dialog adalah cara yang baik dalam menyelesaikan konflik Papua.
"Membangun kepercayan pada pihak yang berdialog adalah hal yang penting. Dan Jokowi sudah diberi kepercayaan oleh rakyat Papua," ucapnya yang saat itu juga menjadi narasumber.
Dia juga menyinggung soal masalah konflik Papua yang dibawa ke sidang umum PBB beberapa waktu lalu. Menurutnya hal ini baru terjadi lagi setelah tahun 1970.
"Setelah tahun 70, 46 tahun kemudian, isu Papua dibawa ke sidang umum PBB. Ini pekerjaan berat, dan Jokowi jangan sampai terlambat," tambahnya lagi.
Dia mengatakan dialog perdamaian tidak mungkin hanya sekali, tapi yang terpenting adalah kesediaan pemerintah untuk menyelenggarakan dialog ini.
"Dialog belum tentu langsung selesai. Bisa berkali-kali. Tapi kesediaan untuk masuk ke dialog itu yang sangat penting," imbuhnya.
Selain mereka berdua, hadir juga Romo Benny sebagai narasumber. Dia mengakui bahwa Jokowi adalah seseorang yang suka berdialog.
"Jokowi sebenarnya orang yang suka dengan dialog. Ini menjadi modal Jokowi untuk menyelesaikan konflik di Papua," kata Jokowi.
Romo Benny mengatakan hal yang dibutuhkan adalah pendekatan persuasif, humanis, dan juga dengan pendidikan. "Bangun sekolah asrama untuk siswa-siswa Papua di gunung," ujarnya.
Romo Benny juga memaparkan bahwa ini adalah kesempatan Jokowi untuk mendapatkan nobel perdamaian jika ia mampu menyelesaikan konflik di Papua. "Kalau Jokowi bisa menyelesaikan, maka ia bisa menjadi tokoh internasional. Maka surga kecil itu bisa tercipta di tanah Cendrawasih," tambahnya.
Kemudian dia mengatakan bahwa modal Jokowi lainnya untuk menyelesaikan konflik Papua adalah bahwa Jokowi tifak memiliki sejarah yang berkaitan dengan orde lama maupun orde baru.
"Soekarno dulu mengutus orang kepercayaannya untuk menyelesaikan konflik Papua. Kesalahan kita adalah melupakan itu. Orang papua merindukan tanah yang damai. Dan ini adalah saatnya," tutupnya.
(fjp/fjp)











































