Satu per satu cerita ini disampaikan Jessica Wongso saat membacakan pledoi yang ditulisnya sendiri di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).
Jessica berani bersumpah tidak menaruh racun yang menyebabkan kematian sahabatnya, Mirna. Dia merasa terpojok dan dihakimi sepihak oleh publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deretan cerita sesak Jessica Wongso:
Seluruh Warga Indonesia Menghakimi Saya
Foto: Agung Pambudhy
|
"Tidak peduli seberapa tertekan dan marah, tidak akan membuat saya mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan," kata Jessica saat membacakan pembelaan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Jesssica menceritakan bagaimana dia merasa tertekan tinggal di sel yang sempit, pengap dan kotor. Dia mengaku bingung atas apa yang telah menimpa hidupnya.
"Saya menangis dan bertanya apa yang saya lakukan hingga saya ada di sini," ucapnya sambil terisak.
Kasus ini membuat Jessica merasa terpojok dan dihakimi sebagai orang yang bersalah. Orang-orang seolah-olah melihat Jessica sebagai pembunuh berdarah dingin. "Seluruh warga Indonesia menghakimi saya. Keluarga saya dipojokkan dan kami dibuat menderita," katanya.
"Saya panik tapi bingung harus berbuat apa. Apa benar ini gara-gara kopi, tapi satu hal yang saya yakinkan, saya tidak menaruh racun di minuman Mirna ataupun Hani," tambah Jessica.
Ketakutan di Sel
Foto: Agung Pambudhy
|
Jessica mengatakan saat proses penyidikan di Polda Metro Jaya dia ditahan di sel yang sempit tanpa sinar matahari dan lampu yang bisa dimatikan ketika malam. Tidak ada tempat tidur ataupun selimut di sana.
"Menjelang tengah malam saya ditempatkan di sel yang ukurannya 1,5 kali 2 meter. Satu-satunya benda yang ada di sana adalah kain lap kotor yang ada di lantai," kata Jessica di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Saat malam, Jessica mencoba mencari orang yang bisa diajak bicara. Dia mengintip melalui lubang pintu berukuran kertas A4 namun tidak menemukan siapapun.
"Tidak ada siapa-siapa. Semuanya gelap dan saya merasa takut," kata Jessica.
Jessica menangis meratapi nasib. Dia marah dan tertekan namun tidak tahu harus mengadu pada siapa.
"Saya menangis dan bertanya-tanya, apa yang saya lakukan hingga saya ada di sini," tambah Jessica dengan suara terisak.
Dijanjikan Tak Vonis Mati
Foto: Agung Pambudhy
|
Hal tersebut diucapkan Jessica saat membacakan nota pembelaan di hadapan majelis hakim. Jessica bercerita saat dia masih berada di sel tahanan Polda Metro Jaya dia didatangi oleh Dirkrimum Polda Metro Jaya kala itu dijabat oleh Kombes Khrisna Murti.
"Pada intinya dia mengatakan kalau saya mau mengaku, saya akan divonis 7 tahun bukan hukuman mati atau seumur hidup," kata Jessica di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Namun Jessica tetap bersikukuh tidak memasukan racun sianida di kopi Mirna. Jessica mengatakan tidak akan mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.
"Saya tidak melakukan apa yang dituduhkan terhadap saya," ucapnya.
"Apa yang sedang terjadi, mengapa semua ini sangat membingungkan, bagaimana ada orang berbuat jahat seperti ini kepada saya," tambah Jessica sambil menangis.
Mirna Tahu Saya Tidak Meracuni Dia
Foto: Agung Pambudhy
|
"Sebelum kejadian saya tidak mendapat firasat apapun," kata Jessica saat membacakan nota pembelaan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Pertemuan di Kafe Olivier itu menurut Jessica hanya untuk melepas kangen bersama dengan para sahabatnya. Tidak ada niat sedikit pun untuk membunuh sahabatnya sendiri.
"Mirna tahu saya tidak meracuni dia dan dia tahu saya tidak mungkin meracuni orang," ucap Jessica.
Menurut Jessica, Mirna adalah teman yang baik, humoris dan ramah. "Dia humoris, kreatif dan pandai," kata Jessica.
Jessica mengaku tidak menyesal mengenal Mirna. Meski pada akhirnya karena mengenal Mirna, Jessica harus merasakan hidup di sel tahanan.
"Saya tidak menyesal mengenal Mirna dan dia selamanya akan hidup di hati saya sebagai teman yang baik," kata Jessica sambil air mata.
Jessica Wongso bersumpah dirinya bukan pembunuh Wayan Mirna Salihin.
Halaman 2 dari 5