Presiden Jokowi hadir didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo Kamis di Kabupaten Natuna (6/10/2016). Begitu tiba, Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, berjalan kaki menuju lokasi parkir pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 di Apron Bandar Udara Ranai.
Jokowi lalu menaiki pesawat tersebut untuk memeriksa kecanggihan kokpit Sukhoi SU-30 dan menyempatkan diri untuk duduk di dalamnya dengan mengenakan helm tempur pesawat Sukhoi.
![]() |
Tak lama di dalam kokpit, Jokowi turun dari pesawat untuk dilakukan penyematan Wing Kehormatan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna. Setelah itu, Jokowi menyaksikan beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI AU.
![]() |
Dalam latihan tempur kali ini, TNI AU menurunkan hampir seluruh pesawat tempur andalan mereka. Di antaranya Sukhoi Su-27/30 (Skuadron Udara 11), F-16 (Skuadron Udara 3 dan 16), Hawk (Skuadron Udara 1 dan 12), T-50i Golden Eagle (Skuadron Udara 15) dan EMB-314 Super Tucano (Skuadron Udara 21).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hadir juga Kepala Staf AL Laksmana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono. Hadir pula sejumlah perwira tentara dari negara lain seperti Amerika Serikat, Italia, Korea Selatan, Singapura, dan Inggris.
Dalam latihan itu ditampilkan demonstrasi pertempuran saling kejar pesawat tempur antara Sukhoi Su-27/30 dan dua F-16. Selain itu, pesawat Hawk, T50i Golden Eagle, serta Super Tucano juga melakukan unjuk kekuatan di hadapan Presiden melakukan pengeboman sasaran di Laut Natuna.
![]() |
Tampak pula penerjunan Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U) yang menggunakan enam pesawat Hercules C-130 dengan menerjunkan 320 penerjun dan dua pesawat CN-295 yang menerjunkan 88 penerjun secara 'free fall'.
![]() |
"Wahana udara ini bebas orang mau ngintip latihan, mau apa. Amerika latihan di Alaska saya aja diundang. Saya melihat, oh latihan seperti ini. Yang penting tujuan meningkatkan profesionalisme para pasukan," kata Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Agus Supriatna di lokasi.
Menurutnya secara keseluruhan acara berlangsung lancar. Namun masih ada kekurangan yang seharusnya dapat diperbaiki. "Tetap ada kekurangan, misal setiap jatuh bom tidak boleh lebih dari 30 second, tadi ada yang 37 second," ujarnya.
Kekurangan seperti itu wajib diperbaiki demi mempersiapkan diri di medan perang. Sebab kesalahan kecil dapat berakibat fatal di medan perang.
"Karena mainan angkatan udara detik ya, second. Ada yang 37, 32. ada yang 28. Timing itu paling bagus kalau salah 5 second. dengan waktu yang sesingkat-singkatnya," imbuh Agus. (miq/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini