Sebanyak 300 siswa SD se-kabupaten Banyuwangi ini tengah mengikuti lomba mencanting batik. Lomba itu digelar sebagai rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2016.
"Jadi lewat lomba ini kita berusaha membentuk karakter untuk berkreatif. Memiliki makna embrio untuk berwirausaha itu dari SD. Ayo kita mulai dari SD," kata Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan, Hary Cahyo di Taman Blambangan, Banyuwangi, Kamis (6/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hary menjelaskan, potensi batik Banyuwangi semakin menunjukkan kemajuan. Beberapa SMK, kata Hary, bahkan sudah menyediakan jurusan batik dalam kurikulum pembelajaran.
"Sehingga ini mempercepat proses batik di Banyuwangi. Banyuwangi dipandang bagus batiknya karena memiliki tematis dan filosifi. Dan ini berangkatnya dari rakyat, bukan dari atas. Ini sudah ada 62 tematis dan filosofi untuk batiknya," ujar Hary.
Motif batik di Banyuwangi sendiri semakin bertambah dan mengalami peningkatan kualitas. Hary menyebut, peningkatan itu juga memberikan dampak bagi sektor ekonomi kreatif masyarakat.
"Semula hanya ada 9 IKM (industri kecil menengah), sekarang kurang lebih sudah ada 30-40. Batik kita juga dulu hanya ada 22 motif, sekarang ada 62. Yang jelas meningkat banget, tidak hanya terjual di sini," jelas Hary.
Lomba mencanting itu akan dilakukan selama kurang lebih 2,5 jam. Di tengah keseriusan mencanting, sesekali terdengar peserta yang meminta bantuan dari pendampingnya. Mulai dari api kompor yang terlalu kecil hingga tinta yang tidak bisa keluar dari canting.
Selain yang serius mencanting, beberapa siswa ada yang terlihat santai dan menikmati proses mencanting. Beberapa dari mereka tampak asyik bercanda gurau bersama teman di kiri dan kanannya. Bahkan seorang siswi malah membagikan makanan ringan agar teman-temannya tidak gugup.
Tingkah polah para pelajar itu sontak membuat orang tua yang ikut mengantar tertawa. Beberapa kali para ibu terdengar berceletuk dan memberi semangat para peserta.
"Ayo dek, ibu doain nanti kamu semua ini jadi juragan batik," ujar seorang ibu yang mengaku tengah mengantar anaknya. (kst/rvk)











































