"Kedua korban ini mau diajak ke Tangerang buat menggandakan emas," ujar Kapolresta Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan kepada detikcom, Selasa (4/10/2016).
Kedua korban datang ke padepokan pada Jumat (30/9) malam. Sanusi yang bekerja sebagai sopir taksi online saat itu membawa mobil Toyota Avanza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menyajikan 3 gelas kopi untuk dirinya dan kedua korban. Anton kemudian menyeruput kopinya sambil mempersilakan keduanya meminum kopi yang disuguhkannya.
"Kedua korban diberi kopi, alasannya 'minum dulu kopinya biar kamu kuat ke Tangerang, kan mau gandakan uang. Ini sudah dikasih suplemen biar kuat'," tambahnya.
Namun, baru beberapa seruput menenggak kopi, kedua korban kemudian tumbang. Salah satu korban sempat muntah-muntah, dan satu lainnya mengalami kejang-kejang hingga meregang nyawa.
"Di tempatnya kami temukan sisa muntahan yang menurut tersangka itu muntahan korban Ahmad Sanusi. Sisa muntahan ini juga kita ambil sampelnya untuk diteliti di laboratorium forensik," terang Harry.
Setelah membunuh keduanya, Anton kemudian memasukkan kedua jenazah ke dalam mobil Sanusi. Salah satu korban didudukkan di samping jok sopir, sementara satu lainnya didudukkan di jok tengah.
"Kemudian kedua jenazah dibuang di 2 lokasi di Limo, Depok yang berjarak 2 kilometer," pungkasnya.
(mei/rvk)











































