Ngeri, Begini Pengakuan Istri Polisi Pemutilasi Bayinya

Ngeri, Begini Pengakuan Istri Polisi Pemutilasi Bayinya

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 04 Okt 2016 15:13 WIB
Ngeri, Begini Pengakuan Istri Polisi Pemutilasi Bayinya
Foto: Foto: Istimewa
Jakarta - Pengakuan Mutmainah (28), istri Aipda Deni Siregar yang memutilasi bayi Arjuna mencengangkan. Ibu dua anak ini mengaku mendalami ilmu hitam. Dia tidak merasa bersalah membunuh buah hatinya.

Mutmainah masih menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, sejak diamankan dari rumah kontrakannya di Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Minggu 2 Oktober 2016 malam. Saat diamankan, Mutmainah yang telanjang bulat duduk mematung di kasur, di samping jasad bayinya.

Perempuan yang dikenal pendiam itu kini sedikit demi sedikit mulai bisa dimintai keterangannya tentang aksi sadisnya memutilasi putra keduanya. Mutmainah menceritakan dirinya menganut ilmu tertentu dan kerap mendengar bisikan gaib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, Mutmainah sering mengajak suaminya Aipda Deni bertengkar. Mutmainah yang kondisi kejiwaannya tidak stabil ini juga tidak merasa bersalah atas perbuatannya menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.



Berikut 3 pengakuan Mutmainah:

Anut Ilmu Hitam dan Dengar 'Bisikan'

Foto: Foto: Istimewa
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, menyebut Mutmainah menuntut ilmu tertentu sejak dua tahun lalu.

"Mutilasi itu sudah kita dalami, ada kelainan jiwa dia daripada istrinya. Dia menuntut ilmu tertentu yang mungkin dia tidak bisa menghadapi itu, sehingga ada bisikan-bisikan dari yang dia dengarkan apabila ilmunya bisa sempurna dia harus mengorbankan anaknya," kata Kapolda di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Namun, Iwan menyampaikan, belum diketahui di mana Mutmainah mempelajari ilmu tersebut. "Itu sedang kami dalami. Dia sementara hanya menyampaikan itu. Kan ada juga beberapa kejadian yang serupa di tempat lain, yang memang demikian, ada bisikan-bisikan yang apabila akan sempurna ilmunya dia harus melakukan ritual itu. Kejadian ini tidak hanya di Jakarta, di beberapa tempat. Tidak hanya polisi," papar dia.

Menantang Aipda Deni Berantem

Foto: Lokasi mutilasi di Kalideres/Foto: Arief Ikhsanudin
Mutmainah juga sering mengajak suaminya, Aipda Deni bertengkar.

"Memang suaminya sering juga diajak untuk berantemlah dengan yang bersangkutan. Itu yang kami sayangkan kenapa bisa terjadi. Yang jelas hasil pemeriksaan, yang kami periksa demikian," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Aipda Deni sebelumnya juga menyebut ada kejanggalan yang dilihat pada diri Mutmainah. Istri keduanya tersebut sepekan sebelum kejadian lebih banyak terlihat berdiam diri dan suka berbicara sendiri.

"Suka ketakutan sendiri dan bahkan menakut-nakuti suaminya 'kamu nggak takut sama saya ya?' seperti melotot-lotot gitu. Ini akan kita dalami," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kepada detikcom, Senin (3/10/2016).

Tidak Mengaku Memutilasi Bayinya

Foto: Foto: Istimewa
Kondisi kejiwaan Mutmainah tidak stabil. Istri polisi ini merasa tidak melakukan pembunuhan keji itu.

"Dia kan sakit kejiwaan makanya dari kemarin sudah di RS Polri dilakukan perawatan. Selama kondisinya belum stabil ya kami juga tidak bisa ambil keterangan. Makanya kemarin pun sempat ditanyain, yang bersangkutan (Mutmainah) ya merasa tidak bersalah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Menurut Awi, Mutmainah tidak mengaku membunuh putra bungsunya itu. "Iya merasa nggak ngaku melakukan pembunuhan karena kejiwaannya nggak stabil," ujar Awi.

Halaman 2 dari 4
(aan/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads