Melihat Kerja Pasukan Oranye Jadi Garda Depan Pembersih Sungai

Melihat Kerja Pasukan Oranye Jadi Garda Depan Pembersih Sungai

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 04 Okt 2016 14:35 WIB
Foto: PPSU alias pasukan oranye jadi garda depan pembersih sungai (Foto: Noval Dhwinuary Antony/detikcom)
Jakarta - Silakan berwacana siapa yang memulai program sungai bersih di Jakarta. Namun, jangan lupa perjuangan pasukan oranye jadi garda terdepan sungai bersih.

Seperti yang dijumpai detikcom, di Sungai Ciliwung di titik Marina Ancol, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Utara, pada Selasa (4/10/2016) pagi hingga siang ini. Di titik itu, ada sekitar 6 anggota Pekerja Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias pasukan oranye itu hilir mudik mengail sampah di Sungai Ciliwung.

Ada dua rakit berlalu lalang. Setiap rakit dinaiki 3 orang yang masing-masing membawa garu atau pengki. Alat-alat keselamatan yang mereka gunakan seperti pelampung, sepatu karet. Semua terlihat pakai pelampung, namun ada satu-dua orang yang tak bersepatu karet dan memakai sandal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pasukan oranye Nasirin (36), sudah 3 tahun menjadi pasukan oranye pembersih sungai. Nasirin menceritakan bahwa alat-alat kerja disediakan Dinas Kebersihan DKI, termasuk rakit, garu dan pengki serta alat-alat keselamatan.

"Kita dapat rakit dari Dinas, terus kami serok menyusuri sungai, sambil ambil sampah. Sampah-sampah yang kami dapat di sungai kami pinggirkan, nanti ada truk Dinas yang angkut," tutur Nasirin saat ditemui detikcom.

Truk sampah Dinas Kebersihan mengambil sampah yang ditumpuk di pinggir sungai itu datang menjemput dua kali. Di kelompoknya, truk menjemput pukul 09.00 WIB dan pukul 14.00 WIB.

"Pokoknya setiap hari pasti diangkut, nggak boleh ditimbun," tuturnya.

PPSU alias pasukan oranye jadi garda depan pembersih sungai (Foto: Noval Dhwinuary Antony/detikcom)PPSU alias pasukan oranye jadi garda depan pembersih sungai (Foto: Noval Dhwinuary Antony/detikcom)


Nasirin sendiri mengaku setiap hari dia dan kawan-kawannya bekerja mulai pukul 08.00 WIB - 12.00 WIB, kemudian beristirahat 1 jam dan melanjutkan kembali hingga pukul 16.00 WIB. Saat istirahat, ada salah satu dari mereka bertugas membeli nasi dan kopi. Mereka duduk makan bersama memakai sendok. Setelah istirahat, mereka mulai bekerja kembali.

"Kalau surut itu sampah cukup banyak, karena sampah yang tertahan di kolong jembatan ketika surut keluar semua. Minimal sehari sampai 4 meter kubik sampah. Paling banyak sampah plastik," tuturnya.

Selain sampah plastik yang mayoritas, banyak lagi sampah aneh-aneh yang masih berada di sepanjang saluran sungai.

"Pasti banyak, pasti, apalagi pas musim hujan. Ada lemari, kandang ayam, kasur, bambu yang masih ada akarnya, batang pohon, banyaklah pokoknya pas musim hujan itu muncul semua. Kalau nggak musim penghujan nggak ada," tuturnya.

Tak terhitung sampah alat-alat rumah tangga hingga bangkai hewan menghiasi. Mereka harus mengangkut itu semua demi sungai yang bersih.

"Saya kemarin pas musim hujan, ada juga karung isi pakaian bekas. Kalau bangkai nggak usah diomong, pasti banyak, bangkai ayam-tikus-kucing. Kemarin waktu musim hujan kandang ayam dengan ayamnya aja ada di sini, udah jadi bangkai," kenangnya.

Ada juga hewan-hewan buas yang ditemui. Namun bila hewan buas yang ditemui, pasukan oranye memilih membiarkannya saja.

"Ada sih, binatang kaya ular, biawak, kami biarkan saja, mereka nggak ganggu. Kalau jenis ular, kebanyakan di sini ular sanca, nggak begitu membahayakan. Kami juga sudah diinstruksikan, kalau ada hewan-hewan seperti itu jangan diambil, jangan angkat, jangan tangkap, dibiarkan saja hidup ketika tak membahayakan. Yang membahayakan paling beling," tutur pria yang berasal dari Purwokerto itu.


Halaman 2 dari 2
(nwk/erd)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads