Separuh hari sudah dia habiskan untuk berjalan kaki di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Namun hingga lepas Salat Jumat tak ada satu pun yang menggunakan jasanya untuk sekadar menyiangi rumput, membuat galian septic tank atau pondasi.
Rastoni yang berprofesi sebagai 'manusia cangkul' itu tak bisa berharap bahwa kerjaan akan datang setiap hari. Bila lagi sial, dia bisa 'nganggur' sampai dua pekan. Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk 'menjemput' pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang meski memisahkan diri dari kawan-kawannya untuk menjemput pelanggan, belum tentu pekerjaan di dapat. Bukan sehari
dua hari saja Rastoni berjalan kaki Bintaro-BSD tanpa hasil. Pernah suatu ketika, dua pekan dia tak dapat kerjaan meski berjalan kaki ratusan langkah.
Jika dua minggu tiada yang menggunakan jasanya, Rastoni tentu tak ada uang untuk sekadar bersantap siang. Beruntung ada warung yang bersedia memberikan kas bon terlebih dulu. "(makan) Tinggal minta ditulis saja di buku di warung. Ntar kalau dapat uang baru bayar," kata Rastoni saat berbincang dengan detikcom, Jumat (30/9/2016).
Seperti Jumat pekan lalu itu, ketika hari sudah mulai beranjak menuju sore pekerjaan yang diharap tak kunjung tiba. Walhasil, bapak dua anak dan dua cucu itu pun harus pulang ke kontrakkanya dengan tangan hampa.
"Ya ngider saja dari sini sampai pasar modern. Ini barusan pulang karena gak ada kerjaan," kata Rastoni.
Meski tak lagi muda, Rastoni nekat merantau dari kampung halamannya di Tanjung Rahayu, Brebes Jawa Tengah untuk merantau ke Jakarta dan Tangerang Selatan. "Kalau saya tidak kerja, nanti nggak bisa ngasih uang makan anak istri," kata dia. (erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini