Kadis Kebersihan DKI: Sudah Ada SOP Pakai Pelampung pada Petugas di Sungai

Kadis Kebersihan DKI: Sudah Ada SOP Pakai Pelampung pada Petugas di Sungai

Nograhany Widhi K - detikNews
Senin, 03 Okt 2016 16:10 WIB
Foto: Arief Ihsanuddin/detikcom
Jakarta - Seorang anggota Pekerja Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias pasukan oranye tenggelam pada Jumat pekan lalu, dan nyaris tenggelam pada hari ini. Lantas bagaimana Standar Operational Procedure (SOP) keselamatan mereka selama ini?

"Sudah ada SOP-nya, pakai pelampung, sepatu karet, pakai helm. Cuma kadang-kadang mereka ogah pakai, karena dianggap merepotkan. Sering ditegur itu," jelas Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji saat dihubungi detikcom, Senin (3/10/2016).

Dia menegaskan, Dinas Kebersihan DKI sudah memiliki standar keselamatan alat pelindung diri bagi pekerja yang bekerja di sungai dan danau. Mulai dari sepatu karet, helm, pelampung, kaus tangan hingga alat pertolongan pertama di titik-titik mereka bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini selain untuk mencegah mereka tenggelam, juga melindungi mereka dari benda dan hewan berbahaya yang ditemui di air.

"Selain kemungkinan tenggelam, kita kan nggak tahu material yang ada di bawah sungai, antisipasi karena adanya biawak bahkan ular kobra," imbuhnya.

SOP keselamatan lain, anggota PPSU dilarang bekerja sendirian. Agar bila ada kejadian yang mengancam keselamatan, ada temannya yang bisa membantu.

"Setiap pagi dan sore, mereka ada apel, pengecekan sarana prasarana, pengecekan kehadiran, bekerjanya saling mengingatkan, berkelompok," jelas Adji yang juga ikut mencari anak buahnya yang tenggelam di Pintu Air Grogol Jakarta Barat pada Jumat (30/9/2016) lalu.

Isnawa akan mengingatkan kembali pentingnya SOP keselamatan, termasuk memakai pelampung.

"Pelampungnya ada dan mencukupi. Kami berbulan-bulan dan bertahun-tahun kan membersihkan kali, situ (danau). Pelindung diri, keselamatan dan keselamatan diutamakan. Saya minta pemantau mengingatkan kembali. Kami perhatikan aspek keselamatan PHL (pekerja harian lepas) kami," tutur dia.

Isnawa mengatakan, bagi pekerja yang tenggelam dan nyaris tenggelam, dia memastikan ada santunan dan pengobatan yang ditanggung sampai sembuh. "Mereka sudah kami ikutkan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," tuturnya.

Pada Jumat (30/9) lalu, seorang petugas pembersih sungai Usman Maulana (35), ditemukan tewas tenggelam di Pintu Air Busway Grogol 2, Sodetan Kali Sekretaris, Jakarta Barat. Dia ditemukan setelah pencarian selama 2 jam. Usman terpeleset dan jatuh ketika dia membersihkan Sodetan Kali Sekretaris, Jakarta Barat. Saat ditemukan, jasad Usman tak mengenakan pelampung.

Kejadian serupa terjadi pada Senin (3/10/2016) ini. Peter (44), pasukan oranye Ancol tiba-tiba terpeleset dan tercebur dalam Kali Ciliwung di depan WTC Mangga Dua. Peter nyaris tenggelam namun berhasil diselamatkan oleh tim PPSU dan Damkar Jakarta Utara. Peter juga didapati tidak mengenakan pelampung.

Selain dua kejadian itu, ada pula kejadian pada hari Sabtu (1/10/2016) lalu, saat seorang pekerja proyek Jembatan Kali Sunter, tenggelam saat hendak menyeberang dari satu tiang pancang ke tiang pancang lainnya yang berjarak 20 meter. Pekerja proyek yang diketahui bernama Sudiran (44) asal Bojonegoro itu ditemukan meninggal dunia pada Minggu (2/10/2016) dalam keadaan tak pakai pelampung.


(nwk/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads