Kisah Perjuangan 60 Hari Melayani Jemaah Haji di Tanah Suci

Laporan dari Arab Saudi

Kisah Perjuangan 60 Hari Melayani Jemaah Haji di Tanah Suci

Rachmadin Ismail - detikNews
Minggu, 02 Okt 2016 19:31 WIB
Jemaah yang bahagia bertemu petugas serumpun (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)
Makkah - Menjadi petugas haji tidaklah mudah. Ada lebih dari 155 ribu orang yang harus dilayani, dimobilisasi pergerakannya, sampai dijaga kesehatannya. Menjaga amanah selama lebih dari 60 hari harus dijalankan penuh semangat, meski banyak kesulitan menghadang.

Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi adalah petugas resmi yang melayani jemaah haji Indonesia. Unsur yang terlibat di dalamnya sangat banyak, mulai dari petugas dari Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, sampai TNI/Polri, dan institusi lainnya.

Total petugas non kuota yang berada di Saudi adalah 826 orang. Selain itu, ada juga tenaga musiman di Arab Saudi dan mahasiswa Indonesia yang direkrut di 9 negara Islam. Ditambah para petugas kloter, maka total petugas haji tahun ini ada 3.725 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenaga kesehatan di Armina (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Tenaga kesehatan di Armina (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Perbandingan 155 ribu jemaah dengan petugas 3.725 orang jelas tidak seimbang. Padahal tugasnya cukup berat, mulai dari pendampingan bimbingan ibadah, memberikan bantuan kesehatan, sampai menyiapkan makanan dan transportasi.

Para petugas itu terbagi di tiga Daerah Kerja, yakni Makkah, Madinah dan Airport Jeddah-Madinah. Semua perwakilan Daker memiliki kantor sendiri dan struktur organisasi yang hampir sama. Ada kepala Daker, sekretaris, kepala bidang, kepala seksi, sampai kepala sektor. Di sektor, ada struktur organisasi lagi yang sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. Khusus Daker Airport Jeddah-Madinah, strukturnya lebih kecil karena tidak sampai mengurusi pemondokan per sektor.

Membantu menggotong tas (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Membantu menggotong tas (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Di Daker Makkah, lama tugasnya adalah 60 hari, sementara di Daker Madinah dan Daker Airport Jeddah-Madinah masing-masing 72 hari. Dimulai sejak awal Agustus 2016, tugas para petugas baru akan berakhir menjelang pertengahan Oktober 2016. Mereka datang paling awal sebelum jemaah datang, lalu pulang terakhir setelah seluruh jemaah pulang.

"Tidak ada hari libur. Setiap hari adalah hari kerja," kata ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Bashori dalam sejumlah kesempatan ketika menjelaskan tentang para petugas.

Memeriksa katering (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Memeriksa katering (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Di awal kedatangan, para petugas biasanya memastikan semua persiapan untuk menyambut jemaah beres. Ada yang sibuk di bandara mendirikan posko, lalu di pemondokan menyiapkan kamar dan fasilitas jemaah, di seksi katering memantau persiapan perusahaan katering sampai tes makanan, di transportasi memastikan kesiapan bus, tim perlindungan jemaah orientasi lokasi dan simulasi gangguan keamanan, sampai persiapan kesehatan seperti menyiapkan obat-obatan dan ruang perawatan.

Mendampingi jemaah saat Armina (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Mendampingi jemaah saat Armina (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Saat jemaah datang, para petugas itu lebih sibuk lagi. Tim transportasi bekerja siang malam di halte untuk memastikan kelancaran bus shalawat, tim katering bergerak setiap hari untuk menjaga kualitas dan kuantitas makanan, tim pemondokan mengawasi pelayanan hotel pada jemaah, tim pengawas ibadah haji khusus juga sibuk menerima aduan pelayanan, sampai tim perlindungan jemaah yang bolak balik mengurusi masalah dan kasus jemaah. Tak lupa, ada tim pelayanan kedatangan dan kepulangan serta tim dari Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang wajib melaporkan data pergerakan jemaah secara update dan angka kematian jemaah.

Semangat menggendong jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Semangat menggendong jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Pekerjaan jadi lebih menantang ketika puncak haji tiba. Saat periode Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina), para petugas terkonsentrasi di Makkah. Tim dari Daker Madinah bekerja untuk melayani jemaah di Mina, tim Daker Makkah bekerja untuk melayani jemaah di Muzdalifah, sementara tim Daker Airport Jeddah-Madinah terpusat di Arafah. Tugas mereka serupa tapi tak sama, tim katering di daker masing-masing memantau pelayanan katering di Armina, tim pemondokan memastikan pelayanan tenda dan karpet serta fasilitas lainnya, tim perlindungan jemaah membantu keamanan, tim transportasi sibuk mengurusi angkutan dari pemondokan ke Armina dan sebaliknya, tim kesehatan bahkan super sibuk mengurusi jemaah sakit hingga yang meninggal dunia. Sebagian besar petugas tidak berhaji dan fokus menjalankan fungsinya masing-masing.

Memeriksa kondisi jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Memeriksa kondisi jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Setelah Armina, pekerjaan belum selesai. Tim masing-masing Daker kembali lagi ke tugas awal di daerahnya. Jemaah ada yang masih harus bergerak ke Madinah, sebagian lagi pulang lewat bandara Jeddah. Setelah itu, tim daker bandara bergeser ke Madinah untuk mengurusi kepulangan jemaah via bandara Madinah. Artinya, tim terus bergerak sejak awal sampai akhir masa kepulangan.

Kerja keras juga dilakukan oleh tim mukimin dan tenaga mahasiswa, serta tenaga pendukung lainnya di setiap daker. Peran mereka sangat besar dalam urusan komunikasi dengan pihak Saudi, dari urusan lobi sampai evakuasi jemaah. Para pengemudi yang tahu jalanan kota Makkah, Madinah serta Jeddah sangat efektif membantu urusan pekerjaan agar bisa diselesaikan dengan cepat. Mereka juga mengikuti ritme petugas lain yang bekerja siang-malam tanpa lelah.

Petugas gendong jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Petugas gendong jemaah (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Apresiasi khusus juga layak diberikan pada tim dapur masing-masing daker yang memasak siang malam untuk makanan para petugas. Selama tiga kali sehari dengan menu berbeda, para ibu mukimin tersebut menyediakan konsumsi rasa Indonesia untuk para petugas.

Selama periode dua bulan bekerja di Tanah Suci, permasalahan datang silih berganti. Ada kasus jemaah ditangkap polisi, jemaah dideportasi, jemaah masuk ke dalam X-Ray, meninggal di kota lain, tidak sempat miqat di Bir Ali, kasus kebakaran di pemondokan, katering tumpah, katering basi, sampai keluhan-keluhan pelayanan seperti makanan yang tak berselera, tak ada wifi di hotel, dan lain-lainnya. Namun masalah-masalah itu bisa diselesaikan dengan baik dan cepat.

Petugas transportasi (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Petugas transportasi (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Demi jemaah, para petugas ada yang sampai tak tidur seharian, berjemur di tengah teriknya panas Saudi yang mencapai rata-rata 40 derajat Celcius, lupa makan, berdebat dengan pihak keamanan Saudi dan pengurus pemondokan, mengurusi kecelakaan, menangkap mukimin jahat, mengevakuasi jemaah haji khusus yang ditelantarkan, sampai menggendong sakit dan mengevakuasi yang mengalami gangguan emosi di jalanan. Para petugas juga ada yang sakit karena kelelahan.

Konflik antar petugas kadang tak bisa dihindarkan. Gesekan-gesekan di lapangan dalam berbagai situasi terjadi demi memberikan pelayanan terbaik pada jemaah. Namun semua bisa diselesaikan dengan itikad baik untuk menjaga amanah dan tanggung jawab.

Berjemur di suhu 40 derajat (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Berjemur di suhu 40 derajat (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Para petugas juga kadang harus pintar-pintar menghibur diri. Sebab, bertugas dua bulan dalam kondisi yang melelahkan, apalagi jauh dari keluarga, terkadang bisa membuat gangguan emosi dan pikiran. Karena itu, di Daker Makkah contohnya, ada sesi kultum setiap selesai salat Magrib, guna memberikan asupan hikmah bagi para petugas. Sesekali juga ada petugas yang mendengarkan musik sekadar untuk menjaga konsentrasi. Saat ada pertandingan sepakbola, para petugas juga menggelar nobar untuk meramaikan suasana. Tak lupa, sesi menghubungi keluarga lewat jalur pesan instan atau video call juga selalu rutin terjaga.

Di Daker Makkah, ada juga sesi makan 'tengah malam' yang digagas oleh dr Ramon Andrias selaku kasi Penghubung Kesehatan. Dia kadang sengaja memasak menu nasi goreng petai, mie goreng dan makanan lainnya, agar para petugas bisa terjaga selera makannya. Selain juga untuk mengisi perut bagi mereka yang piket tengah malam.

Menyemprot jemaah agar sehat (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)Menyemprot jemaah agar sehat (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)


Secara umum, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kinerja pelayanan haji tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Dari hasil kunjungan ke beberapa jemaah dan testimoni dari tim pengawas seperti DPR, DPR, dan Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), semua memberikan penilaian positif.

Secara khusus, Menag mengapresiasi kinerja petugas haji tahun ini yang mendedikasikan semuanya untuk pelayanan jemaah. Walau ada satu-dua kasus jemaah yang merasa tak puas, pihaknya sadar tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak.

"Sejumlah jemaah kita umumnya mereka merasa haji tahun ini berlangsung lancar dan Alhamdulillah memenuhi banyak harapan," ungkap Lukman.

Para petugas di Daker Makkah akan mengakhiri masa tugasnya pada 4 Oktober mendatang. Sementara di Daker Airport Jeddah-Madinah dan Daker Madinah akan berakhir pada pertengahan Oktober. Sejak awal pelatihan di Asrama Pondok Gede, para petugas dituntut untuk berkomitmen melayani, membimbing dan melindungi jemaah. Tugas ini bukan hanya sekadar pekerjaan, tapi juga misi suci untuk melayani para tamu Allah.

Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat dalam setiap pidatonya selalu berpesan, para petugas yang membantu jemaah mencapai kemabruran maka, dia menjadi bagian dari kemabruran itu sendiri. "Bagi haji mabrur, tak ada balasan lain selain jannah atau surga. Insya Allah," pesan Arsyad. (mad/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads