"Kita masih kesulitan asal senpinya tapi tentang kepemilikannya tidak ada masalah. Kita lainnya mendalami siapa saksi yang bisa mencari tahu senpinya ini dari mana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2016).
"Ada dua artis yang akan kita panggil (dalam waktu dekat) untuk pemeriksaan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti ya minggu depan," ungkapnya.
Awi menambahkan, minggu depan polisi akan pergi ke Nusa Tenggara Barat untuk mengambil hasil tes DNA Gatot. Hasil tes DNA tersebut dibutuhkan untuk mendalami dugaan tindak pemerkosaan yang dilakukan Gatot terhadap CTP (26).
"Minggu depan mau ke NTB untuk melengkapi berkas berkas (hasil tes DNA)," ungkapnya.
Sebelumnya, untuk mendalami soal asal-usul senjata api polisi juga berencana untuk berkoordinasi dengan instansi terkait. Instansi tersebut antara lain, PT Pindad dan Banintelkam Polri.
"Masih kami dalami. Minggu depan kami akan bekerjasama dengan PT Pindad terkait amunisi dan labfor juga terkait dengan proyektil/ribuan amunisi," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (18/9/2016).
Sementara untuk menelusuri soal registrasi senjata api jenis Glock dan Walther PPK yang dimiliki Gatot Brajamusti, polisi akan berkoordinasi dengan Badan Intelijem Keamanan (Baintelkam) Polri, dalam hal ini dari Wasendak (Pengawas Senjata Api dan Bahan Peledak).
"Glock ini produksi pabrik Austria, sedangkan Walter PPK itu dari Amerika. Untuk menelusuri silsilah senjata api itu kami juga akan bekerjasama dengan US Embassy bahkan sampai dengan biro ATF (Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosive)," jelas Budi.
(wsn/tfq)











































