Kampanye Selamatkan Anak dari Pengaruh Buruk Internet Digelar di CFD

Kampanye Selamatkan Anak dari Pengaruh Buruk Internet Digelar di CFD

Wisnu Prasetiyo Adi Putra - detikNews
Minggu, 02 Okt 2016 08:29 WIB
Foto: Kampanye selamatkan anak dari bahaya buruk internet (Wisnu Prasetiyo/detikcom)
Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Bareskrim Polri melakukan kampanye bersama menyerukan keselamatan anak-anak Indonesia dari dampak buruk internet. Di antara dampak buruk tersebut adalah cyber crime, pornografi dan prostitusi online.

Kampanye itu digelar bersamaan dengan Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2016). Sebuah panggung beserta hiburan didirikan di lokasi, juga kain putih untuk warga membubuhkan tanda tangan.
Foto: Kampanye selamatkan anak dari bahaya buruk internet (Wisnu Prasetiyo/detikcom)Foto: Kampanye selamatkan anak dari bahaya buruk internet (Wisnu Prasetiyo/detikcom)

"Dari data dan fakta yang ada tidak ada lagi daerah yang bebas atau steril dari kasus kejahatan terhadap anak, baik yang disebabkan pornografi, prostisusi online atau cyber crime. Oleh karena itu kampanye ini harus dilakukan secara holistik agar terwujud Indonesia yang sehat secara fisik , mental dan emosional," kata Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pribudiarta Nur Sitepu

Selain Pribudiarta hadir dalam acara ini Kabareskrim Komjen Ari Dono, Dirpideksus Brigjen Agung Setya yang mewakili Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Sementara itu Menteri PPA Yohana Yembise berhalangan hadir karena tengah mengunjungi Papua.
Foto: Kampanye selamatkan anak dari bahaya buruk internet (Wisnu Prasetiyo/detikcom)Foto: Kampanye selamatkan anak dari bahaya buruk internet (Wisnu Prasetiyo/detikcom)

Pribudiarta menambahkan, kejahatan seksual terhadap atau yang melibatkan anak harus diantisipasi oleh seluruh elemen, utamanya orang tua. Sumber utama hal tersebut adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejahatan seksual itu lebih banyak menjadikan laki-laki sebagai korbannya. Kekerasan seksual pada anak laki-laki 8,3 persen berarti 900 ribuan lebih potensi anak laki-laki mengalami kekerasan seksual kalau anak
perempuan, 4 persennya saja," paparnya.

"Masalahnya adalah anak laki-laki tidak mau lapor. Anak laki-laki tidak mau lapor itu terkait dengan budaya anak laki laki tidak boleh cengeng, harus kuat," imbuhnya.

Dalam acara ini juga disediakan kain putih berukuran beberapa meter untuk dijadikan petisi selamatkan anak dari internet. Petisi tersebut nantinya akan dijadikan bahan evaluasi pemerintah untuk menangani persoalan internet dan dampak buruknya terhadap perkembangan anak-anak. (wsn/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads