Ada Dosen di Makassar yang Disebut Jadi Pengikut Dimas Kanjeng

Ada Dosen di Makassar yang Disebut Jadi Pengikut Dimas Kanjeng

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Sabtu, 01 Okt 2016 18:32 WIB
Foto: Istimewa/Youtube
Makassar - Beberapa pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi termasuk di antaranya berlatar belakang dosen perguruan tinggi di Makassar. SP (65), mantan pengikut Dimas Kanjeng, menyebutkan beberapa tokoh di Padepokan Dimas Kanjeng di jalan Bontobila, Makassar berprofesi dosen perguruan tinggi di Makassar.

"Beberapa dosen yang saya tahu pernah bergabung yaitu MA, AN dan SS. MA saya ketahui merupakan profesor di Perguruan Tinggi Swasta, sementara AN dan SS dosen Perguruan Tinggi Negeri," ujar SP kepada detikcom, Sabtu (1/10/2016),

SP menambahkan, di Padepokan Bontobila, AN biasanya terlibat sebagai pemimpin yang membacakan zikir saat dilangsungkan istigasah. Sedangkan, SS merupakan orang dekat Ibrahim Taju, suami pimpinan Yayasan Padepokan, Marwah Daud Ibrahim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat pertama bergabung AN pernah menjanjikan saya Rp 6,5 miliar jika saya menyetor mahar Rp 50 juta. Namun sejak awal saya tidak yakin, saya menyetor mahar karena Ibrahim Taju menyebutkan bahwa dana tersebut untuk kegiatan sosial dan keagamaan," ujar SP.

Baca Juga: 2.180 Orang Sulsel Diduga Jadi Korban Penipuan Dimas Kanjeng
SP menambahkan, dari sekitar 2.180 anggota Padepokan Dimas Kanjeng yang tersebar di beberap daerah di Sulsel, ada juga dari kalangan Non Muslim. SP menduga, pengikut Dimas Kanjeng dari kalangan Non Muslim terperdaya iming-iming pencairan dana berpuluh-kali lipat dari mahar yang disetorkan ke Padepokan.

Hingga saat ini, sejak lima hari dibuka posko pengaduan korban Dimas Kanjeng di Polda Sulsel, belum ada pihak yang datang melapor. Dalam kasus penipuan penggandaan uang berkedok yayasan keagamaan ini, Polda Sulsel berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur. (mna/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads