"(Dimas Kanjeng) Taat Pribadi adalah yang tertinggi sebagai ketua padepokan dan yayasan," ujar Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin kepada detikcom di Padepokan Kanjeng Dimas di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Kamis (29/9/2016).
Di bawah Dimas Kanjeng dan berposisi kanan kiri, kata Arman, terdapat sekretaris dan ketua keamanan. Mereka berada di bawah perintah langsung Dimas Kanjeng. Lurus ke bawah lagi dari Dimas Kanjeng terdapat sultan. Sultan ini berjumlah sembilan orang dan langsung di bawah perintah Dimas Kanjeng. Di bawah sultan ada penghubung atau koordinator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator ini lah yang mencari pengikut. Pengikut adalah mesin uang bagi Dimas Kanjeng dengan embel-embel mahar. Koordinator kemudian melapor ke sultan yang kemudian sultan melapor ke Dimas Kanjeng. Namun pada prosesnya, sultan juga mempunyai hak untuk mencari pengikut sendiri. Bahkan pengikut sultan justru jauh lebih banyak dari pengikut koordinator.
"Ini menimbulkan kecemburuan di antara sultan-sultan yang ada. Salah satunya adalah korban yang mempunyai 8 ribu pengikut. Banyaknya pengikut serta keinginan korban yang ingin membongkar kedok Dimas Kanjeng lah yang membuat korban akhirnya dibunuh," tandas Arman. (iwd/Hbb)











































