Hal itu disampaikan Tantowi saat menjadi pembicara kunci di Forum pertemuan para Wali Kota se China dan Asean di Nanning, China pada Selasa (27/9/2016) kemarin. Hadir dalam pertemuan itu 150 Wali Kota dan beberapa pejabat tinggi China dan sejumlah negara Asean.
Tema yang diambil dalam pertemuan kali ini adalah "Jalur Sutra Maritim Cina Abad ke 21, Komunitas Kota di Cina dan Asean" (21st Century China Maritime Silk Road, China-Asean Community of Cities). Menurut Tantowi dipilinya Indonesia sebagai titik balik Jalur Sutra sangat menguntungkan dan strategis bagi Indonesia, tak hanya di bidang ekonomi tapi juga politik dan budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan berharga tersebut, Tantowi menjelaskan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sedang
giat-giatnya membangun infrastruktur di darat dan di laut dalam rangka menciptakan konektivitas. Pemerintahan Jokowi bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Untuk membangun itu semua diperlukan dana yang sangat besar. Indonesia jelas Tantowi sangatlah realistis. Tidaklah mungkin
membangun itu semua dengan hanya mengandalkan APBN. "Diperlukan sinergitas dengan dunia internasional melalui berbagai sumber pendanaan, dan kerjasama komprehensif dengan negara-negara di kawasan," kata anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar itu.
"Di sinilah Indonesia menilai Forum 10+1 (Asean + Cina) sebagaimana yang terefleksi di Forum Wali Kota tersebut sebagai forum penting dalam mencari solusi kesinambungan pembangunan. Infrastruktur merupakan dasar pembangunan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan rakyat," papar Tantowi.
Menurut Tantowi, pemerintah China mencoba membangkitkan kembali jalur legendaris tersebut melalui program One Belt One Road (OBOR). Program ini akan mengintegrasikan 65 negara, 4,4 miliar penduduk dan 40% GDP dunia. Jalur Sutra adalah jejak historis bangsa Cina sekitar 2 milenium lalu yang menghubungkan Barat, Timur dan China.
Jalur ini terbentang melalui daerah-daerah di Benua Asia dan Laut Mediterania. Di samping sebagai jalur dagang, Jalur Sutra juga memfasilitasi pertukaran budaya China dengan negara-negara di Barat.
Nantinya jalur ini juga berkontribusi besar pada sejarah perdagangan China dengan negara-negara di Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Barat dan Afrika.
One Belt One Road (OBOR) adalah desain besar China untuk mengintegrasikan semua bangsa dari Asia Tengah ke Eropa dan Afrika; dan dari Asia Tenggara ke Semenanjung Arab.
Negara-negara yang dilalui jalur ini digambarkan akan mendapatkan berbagai keuntungan. Bukan saja di bidang ekonomi dan perdagangan, tapi juga di hubungan manusia dgn manusia, konektivitas, dan pertukaran budaya. Sebagai sebuah negara besar
dan maju, China lebih banyak mengimpor (13.8%) daripada ekspor (8.9%).
Selain Indonesia, China memilih Kazakhstan di Asia Tengah sebagai titik awal bangkitnya Jalur Sutra Abad 21 ini. Pemilihan kedua negara ini tentu bukan saja berdasarkan pada letak geografis tapi lebih pada kekuatan dan potensi ekonomi kedua negara.
Kazakstan adalah negara bekas bagian Uni Soviet dengan ekonomi yang relatif stabil. Indonesia satu-satunya negara Asean yang menjadi anggota G-20. Di forum Wali Kota se-Asean dan China itu Tantowi pun mempromosikan Indonesia.
(erd/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini